Jumat 17 Mar 2023 16:16 WIB

Harga Meroket Jelang Ramadhan, Warga Diimbau Tanam Cabai

Rata-rata harga cabai rawit merah mencapai Rp 69 ribu per kilogram.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Petugas merawat tanaman cabai di Sekolah Kang Pisman, Kebon Lega, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Senin (27/02/2023). Masyarakat diimbau menanam cabai di tengah kenaikan harga jelang Ramadhan.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas merawat tanaman cabai di Sekolah Kang Pisman, Kebon Lega, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Senin (27/02/2023). Masyarakat diimbau menanam cabai di tengah kenaikan harga jelang Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (NFA) tak menampik kenaikan harga cabai yang tengah terjadi di level konsumen. Masyarakat pun diimbau untuk dapat menanam cabai secara mandiri di rumah untuk memenuhi kebutuhan di tengah naiknya harga menjelang Ramadhan.

Kepala NFA, menuturkan, tingginya harga cabai disebabkan oleh musim hujan beberapa waktu terakhir yang berdampak pada kerusakan hasil panen petani. "Kita imbau masyarakat kalau ada kesempatan tanam cabai, itu akan membantu kita," kata Arief di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Jumat (17/3/2023).

Baca Juga

Panel Harga Badan Pangan Nasional, mencatat rata-rata harga cabai rawit merah yang paling banyak dikonsumsi rumah tangga mencapai Rp 69.060 per kg jauh lebih tinggi dari harga acuan di konsumen sebesar Rp 40 ribu per kg-Rp 57 ribu per kg.

Adapun untuk harga cabai merah keriting sebesar Rp 43.970 per kg, atau masih di kisaran harga acuan sebesar Rp 37 ribu per kg-Rp 55 ribu per kg.

Arief mengatakan, selain mengimbau masyarakat untuk tanam cabai sendiri, pemerintah juga tak lepas tangan. Badan Pangan tengah melakukan mobilisasi pasokan dari daerah sentra ke wilayah-wilayah defisit sehingga pemerataan pasokan bisa dilakukan.

"Kita mobilisasi dari daerah surplus ke defisit, misalnya Bawang dari Nganjuk lalu cabai dari Magelang kita mobilisasi," katanya.

Sebelumnya, Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) mengungkapkan, kenaikan harga saat ini disebabkan akibat faktor cuara buruk. Alhasil, banyak pasokan cabai yang mengalami kerusakan. Terutama untuk komoditas cabai rawit merah.

"Jadi memang di hulu saat ini memang sedang panen raya. Untuk cabai merah besar dan keriting harganya normal, tapi kalau cabai rawit merah rusak banyak sekali," kata Ketua Umum AACI, Abdul Hamid kepada Republika.co.id.

Ia menuturkan, kerusakan pasokan cabai rawit merah hasil panen kali ini terjadi cukup masif. Terutama untuk sentra-sentra di wilayah Jawa. "Dari Jawa Timur sampai ke wilayah Barat skala kerusakan masif, tapi ini murni karena iklim bukan masalah hama," kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement