Jumat 17 Mar 2023 09:10 WIB

Kekhawatiran Terhadap Credit Suisse Mereda, IHSG Dibuka Naik

Investor menyambut baik rencana penyelamatan bank bermasalah First Rebublic.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/8/2022) (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencoba berbalik arah ke zona hijau pada Jumat (17/3/2023) pagi ini. IHSG dibuka naik sebesar 0,51 persen ke level 6.599,45 setelah terkoreksi tiga hati beruntun.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/8/2022) (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencoba berbalik arah ke zona hijau pada Jumat (17/3/2023) pagi ini. IHSG dibuka naik sebesar 0,51 persen ke level 6.599,45 setelah terkoreksi tiga hati beruntun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencoba berbalik arah ke zona hijau pada Jumat (17/3/2023) pagi ini. IHSG dibuka naik sebesar 0,51 persen ke level 6.599,45 setelah terkoreksi tiga hati beruntun.

Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, penguatan IHSG sejalan dengan indeks saham di Asia yang dibuka naik pagi ini karena mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam yang reli.

Baca Juga

"Investor menyambut baik rencana penyelamatan perbankan setelah sebuah konsorsium yang terdiri atas 11 bank terbesar di AS sepakat menyuntikkan 30 miliar dolar AS dalam bentuk modal ke dalam bank bermasalah First Rebublic," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Jumat (17/3/2023).

S&P 500 mencatatkan kenaikan satu hari tertinggi sejak Januari. Sementara di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun naik sekitar sembilan basis poin menjadi 3,58 persen.

Rencana penyelamatan ini muncul setelah bank sentral Swiss awal menstabilkan Credit Suisse Group sehingga meredakan kekhawatiran bahwa masalah perbankan di Eropa akan mengarah menjadi krisis ekonomi di kawasan Eropa. Dari sisi makroekonomi, data Initial Jobless Claims memperlihatkan jumlah penerima pertama kali tunjangan pengangguran di AS turun 20 ribu menjadi 192 ribu untuk pekan yang berakhir 11 Maret, jauh di bawah ekspektasi yang sebesar 205 ribu.

Lebih lanjut, data Continuing Claims memperlihatkan jumlah penerima tunjangan pengangguran paling tidak selama dua pekan beruntun turun menjadi 1,68 juta untuk pekan yang berakhir 4 Maret dari 1,71 juta pada pekan sebelumnya.

Dari Eropa, bank sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga acuan Refinancing Rate sebesar 50 bps menjadi 3,5 persen, tertinggi sejak akhir 2008. Ini sejalan dengan komitmen ECB dalam memastikan kembalinya inflasi sesuai target dua persen dalam jangka menengah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement