REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan jasa konstruksi dan pertambangan, PT PP Presisi Tbk menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 7 triliun pada 2023. Adapun target ini meningkat 20—30 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan, Manrisk & Legal PP Presisi Arif Iswahyudi mengatakan jasa pertambangan menjadi pendongkrak pertumbuhan laba perseroan 2022 sebesar Rp 182 miliar. “Kami menargetkan perolehan kontrak baru 2023 meningkat 20—30 persen atau sebesar Rp 6 triliun—Rp 7 triliun dengan peningkatan perolehan kontrak baru pada jasa pertambangan lebih dari 50 persen,” ujarnya dalam keterbukaan informasi perseroan, Selasa (14/3/2023).
Peningkatan laba bersih konsolidasian seiring dengan peningkatan pendapatan sebesar 29,5 persen dari Rp 2,8 triliun menjadi Rp 3,6 triliun. Pertumbuhan pendapatan didorong oleh peningkatan pendapatan dari segmen mining services sebesar 26 persen dari sembilan persen pada 2021 menjadi 34 persen pada 2022.
Dengan kinerja positif tersebut, rasio profitabilitas terhadap rasio ROA PPRE meningkat dari 2,09 persen menjadi 2,39 persen serta ROE meningkat dari 4,9 persen menjadi 5,8 persen. Current ratio perseroan juga meningkat dari 1,16 menjadi 1,29.
Sepanjang 2022, total aset juga meningkat dari Rp 7 triliun—Rp 7,5 triliun yoy, seiring dengan pembelian alat berat yang digunakan untuk mendukung proyek jasa pertambangan. Namun demikian, perseroan berkomitmen untuk menjaga rasio keuangan pada tingkat yang optimal dengan rasio DER interest bearing 0,75.
“Peningkatan kinerja maupun perolehan kontrak baru pada segmen usaha jasa pertambangan diharapkan dapat terus meningkat pada tahun berikutnya dan menjadi sumber recurring income yang dapat meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan,” ucapnya.