Rabu 08 Mar 2023 21:34 WIB

Kemendag Dorong Peritel RI Jamah Pasar Malaysia

Kemendag ajak pelaku usaha ritel manfaatkan jaringan ecommerce JD di Malaysia

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kementerian Perdagangan mendukung para pelaku usaha ritel Indonesia untuk memasarkan produk unggulan mereka ke pasar Malaysia. Kemendag juga mengajak para pelaku usaha ritel untuk memanfaatkan jaringan e-commercer JD di Negeri Jiran.
Foto: istimewa
Kementerian Perdagangan mendukung para pelaku usaha ritel Indonesia untuk memasarkan produk unggulan mereka ke pasar Malaysia. Kemendag juga mengajak para pelaku usaha ritel untuk memanfaatkan jaringan e-commercer JD di Negeri Jiran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan mendukung para pelaku usaha ritel Indonesia untuk memasarkan produk unggulan mereka ke pasar Malaysia. Kemendag juga mengajak para pelaku usaha ritel untuk memanfaatkan jaringan e-commercer JD di Negeri Jiran.

Adapun, jaringan lokapasar tersebut juga turut diperkuat melalui kerja sama yang dijalin Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo).

Hal tersebut disampaikan Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag Miftah Farid saat menghadiri dan menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Hippindo dan JDMAS Logistics Holding Sdn Bhd dari Malaysia, hari ini, Rabu (8/3/2023).

“Semoga dengan penandatanganan kerja sama hari ini, pelaku usaha ritel di Indonesia bisa memanfaatkan dengan optimal kesempatan yang kini sudah ada untuk memperkenalkan dan memasarkan produk unggulan masing-masing di pasar Malaysia melalui platform lokapasar JDMAS,” kata Miftah melalui keterangan resminya.

Miftah melanjutkan, pemulihan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pertumbuhan di sektor perdagangan ritel. EuroMonitor mencatat, jumlah ritel di Indonesia pada 2021 mencapai 40.377 unit. Ritel-ritel tersebut terdiri atas toko serba ada (toserba), supermarket, retail forecourt, dan hypermarket.

Sektor ritel turut berperan sebagai penyedia akses pasar bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Miftah berharap, kerja sama sektor ritel dengan pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas dan daya saing melalui pengembangan penjenamaan dari produk-produk UMKM siap ekspor.

Di sisi lain, teknologi digital turut berkontribusi meningkatkan minat belanja masyarakat melalui lokapasar.

Bank Indonesia mencatat nilai transaksi perdagangan elektronik (e-commerce) pada 2022 mencapai Rp 476,3 triliun. Untuk itu, potensi-potensi yang ada di sektor ritel dan lokapasar harus dimanfaatkan untuk mendorong ekspor produk Indonesia ke pasar luar negeri.

“Kemendag akan terus mendukung pelaku usaha untuk memperluas pasar dan meningkatkan nilai ekspor produk-produk mereka,” kata Miftah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement