Selasa 07 Mar 2023 16:23 WIB

Lesu Lunglai, IHSG Berakhir Terpangkas 0,59 Persen

IHSG kembali mengalami pelemahan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Karyawan mengamati pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023). IHSG kembali mengalami pelemahan.
Foto: Republika/Prayogi.
Karyawan mengamati pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023). IHSG kembali mengalami pelemahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami pelemahan. Bergerak di zona merah sepanjang perdagangan Selasa (7/3/2023), IHSG akhirnya ditutup turun 0,59 persen ke level 6.766,75.

Seluruh sektor mengalami pelemahan.  Sektor transportasi dan logistik memimpin pelemahan dan diikuti energi, industri, barang baku, infrastruktur, konsumen primer, teknologi, keuangan, konsumen nonprimer, kesehatan, serta properti dan real estate. 

Baca Juga

Kenaikan cadangan devisa belum mampu membuat IHSG naik ke zona hijau. "Pergerakan IHSG cenderung lesu meski cadangan devisa dalam negeri untuk periode Februari mengalami kenaikan," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Selasa (7/3/2023). 

Meningkatnya cadangan devisi didukung oleh penerimaan pajak dan penarikan utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa dalam negeri mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. 

Di sisi lain, pergerakan IHSG berlawanan arah dengan gerak pasar Asia yang mayoritas mengalami kenaikan. Padahal performa aktivitas perdagangan internasional China masih mengalami kontraksi. 

Pelaku pasar dan investor di Asia masih merespons positif tingkat ekspor China yang berada dalam tren landai. Pilarmas menilai terkontraksinya tingkat ekspor China masih cukup wajar dan membutuhkan waktu pemulihan.

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak melemah. Saham–saham yang mendominasi penguatan diantaranya BBRI, BMRI, BBCA, BBNI, dan GOTO. Sedangkan saham–saham yang mendominasi penurunan diantaranya ASII, MDKA, UNTR, EMTK, dan CPIN.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement