REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Resident Representative United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia Norimasa Shimomura mengatakan dunia membutuhkan sekitar 1,8 miliar anak muda untuk ikut andil membuat perubahan dan menyukseskan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
"SDGs bertujuan untuk melindungi lingkungan dan bagaimana menciptakan dunia agar menjadi tempat yang lebih baik bagi manusia. Maka dari itu, diperlukan banyak anak muda untuk ikut andil dalam SDG's ini," katanya di hadapan ribuan wisudawan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Malang, Jawa Timur, Selasa (23/2/2023).
Pada kesempatan itu, Norimasa, sapaan akrabnya, juga memberikan konsep tentang Ikigai-- istilah dari bahasa Jepang yang artinya tujuan hidup -- dalam kehidupan sehari-hari kepada para wisudawan.
Ikigai, menurutnya, adalah konsep mencari kebahagiaan. Ada dua hal menarik yang bisa diperhatikan dalam konsep Ikigai tersebut. Pertama, tentang sebuah pencapaian. Dalam kehidupan sehari-hari, momen hari ini harus lebih baik ketimbang kemarin, sementara besok akan lebih baik dari hari ini.
Kedua, adalah terkait apresiasi. Bagaimana seharusnya manusia berperilaku, saling menghormati dan menghargai karena manusia saling membutuhkan satu dengan lainnya.
"Setiap orang memiliki jalan yang berbeda untuk menggapai Ikigai. Tiap orang memiliki caranya sendiri dan jalurnya sendiri untuk merasakan kebahagiaan," katanya.
Ia mengatakan bahwa wisudawan ke depannya akan menghadapi kehidupan yang penuh dengan kejutan. Misalnya, saat ini, di mana dunia sedang menghadapi krisis yang diakibatkan oleh pandemi dan pemanasan global. Namun, semua masalah itu pasti ada solusinya.
Menurut dia SDGs merupakan salah satu jalan keluar. "SDG's untuk melindungi lingkungan, dan bagaimana menciptakan dunia agar menjadi tempat yang lebih baik bagi manusia. Maka dari itu, diperlukan banyak anak muda seperti saudara (wisudawan) untuk ikut andil dalam SDG?s ini," katanya.
Pada kesempatan itu, Norimasa Shimomura mengucapkan selamat kepada wisudawan yang hadir.
"Wisuda bukanlah akhir, tapi awal dari ujian yang sesungguhnya. Saya percaya anda akan sukses dan bahagia, menemukan makna dari ikigai kalian masing-masing. Jangan lupa untuk menjadi manusia yang bermanfaat dan berkontribusi untuk masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Lebanon untuk Indonesia Vazken Kavlikan juga berbagi nasihat kepada wisudawan.
Ia mengatakan walaupun perjalanan studi yang telah terlewati terasa berat, ia yakin wisudawan akan merindukan masa-masa berkuliah di kampus.
"Berbeda dengan di kampus, ketika sudah memasuki dunia kerja, yang kalian miliki hanyalah diri sendiri. Di sanalah anda akan belajar kembali, menemukan guru terbaik dan luar biasa. Guru itu biasa kita kenal dengan kesalahan. Tapi, jangan takut untuk salah, karena kesalahan akan mengajarkanmu menjadi manusia yang lebih baik," katanya.
Vazken mengingatkan para wisudawan untuk selalu mencintai pekerjaan yang dilakukan, dengan begitu setiap pekerjaan akan terasa mudah. "Jangan takut menghadapi situasi dunia yang tak pasti, karena pasti akan selalu ada solusi," ujarnya.
Rektor UMM, Dr Fauzan berpesan kepada para wisudawan untuk bersiap menghadapi dunia yang tidak menentu. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran untuk tidak menjadi manusia biasa-biasa saja, tapi menjadi manusia yang bisa mengubah dunia dari yang tak tentu menjadi pasti.
Ia mengemukakan bahwa kehadiran para wisudawan telah ditunggu untuk menjadi pemecah masalah di masyarakat.
"Selamat atas keberhasilan saudara dalam menempuh ilmu selama di kampus putih ini. Saya percaya anda akan menjadi orang sukses, menjadi kebanggaan orang tua dan bermanfaat bagi agama dan bangsa," kata Fauzan.