REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hoffmen Cleanindo Tbk (kode saham KING) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (16/2/2023). Saham dibuka turun 7,69 persen ke posisi Rp 120 dari harga penawaran awal Rp 130 per lembar saham.
Saham KING berada di level tertinggi Rp130 per saham dan level terendah Rp 117 per saham. Total frekuensi perdagangan 333 kali dengan volume perdagangan 3,84 juta saham dan nilai transaksi harian Rp 453,67 miliar.
Presiden Direktur KING Rudy Japarto, di Mainhall BEI, Jakarta, Kamis, mengatakan sekitar 83 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk pembayaran gaji pegawai tidak tetap yang merupakan komponen harga pokok pendapatan perseroan. Kemudian, sekitar 12 persen akan digunakan untuk pembelian peralatan penunjang, dan 5 persen untuk setoran modal pada anak perusahaan.
Selain itu, 2 persen untuk pembayaran gaji pegawai tidak tetap yang merupakan komponen harga pokok pendapatan PT Hoffmen Parkindo atas kontrak kerjanya, serta 3 persen untuk pembelian persediaan peralatan penunjang.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha Jasa Cleaning Service, Security, Washroom Hygiene, Suplai Tenaga Kerja dan Parkir ini melalui entitas usaha berhasil meraup dana hasil IPO senilai Rp 67,60 miliar.
Pihaknya mengatakan dana hasil IPO akan meningkatkan pendapatan perseroan mencapai Rp 222 miliar hingga Rp 230 miliar atau 1,3 kali lipat pada 2023, dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya.
Dalam IPO ini, perseroan menerbitkan sebanyak 520 ribu saham baru atau sebanyak 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Secara bersamaan perseroan menerbitkan sebanyak 260 juta Waran Seri I dengan periode pelaksanaan Waran Seri I mulai tanggal 16 Agustus 2023 hingga 16 Februari 2026.
Ia menjelaskan harga pelaksanaan Waran Seri I sebesar Rp 200 dengan total hasil pelaksanaan Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp 52 miliar. "Hoffmen menyediakan jasa kebersihan, kelengkapan Washroom hygiene sampai dengan kelengkapan perparkiran yang dijalankan oleh Anak Perseroan, serta Suplai Tenaga Kerja untuk kebutuhan Outsourcing" ujar Rudy.