Rabu 15 Feb 2023 11:09 WIB

Rupiah Melemah Jelang Rilis Data Neraca Perdagangan RI

Perkembangan di AS dapat menekan rupiah dalam jangka pendek.

Uang rupiah (ilustrasi). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Rabu (15/2/2023) melemah menjelang rilis data neraca perdagangan Indonesia hari ini.
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Uang rupiah (ilustrasi). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Rabu (15/2/2023) melemah menjelang rilis data neraca perdagangan Indonesia hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Rabu (15/2/2023) melemah menjelang rilis data neraca perdagangan Indonesia hari ini.

Kurs rupiah pada Rabu, dibuka turun empat poin atau 0,03 persen ke posisi Rp 15.171 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.167 per dolar AS.

Baca Juga

"Pelaku pasar akan menantikan rilis data perdagangan yang diperkirakan masih akan mengalami surplus sebesar 3,4 miliar dolar AS," kata analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri dilansir ANTARA di Jakarta, Rabu (15/2/2023).

Reny mengatakan pasar juga menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (16/2/2023), dengan ekspektasi suku bunga acuan BI atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) akan tetap dipertahankan di level 5,75 persen.

Sementara itu sentimen eksternal yang mempengaruhi pergerakan rupiah datang dari rilis laporan inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari konsensus.

Setelah inflasi AS yang mulai menurun ke 6,5 persen di Desember 2022 dari level tertingginya di 9,1 persen pada tahun lalu, inflasi AS yang dirilis Selasa waktu setempat kembali turun ke 6,4 persen per Januari 2023.

Namun, pasar kurang merespons positif karena berharap penurunannya lebih dalam ke 6,2 persen. Begitu pula inflasi inti AS hanya turun ke 5,6 persen, lebih tinggi dari konsensus di 5,5 persen.

Dari sisi kebijakan, Bank Sentral AS atau The Fed menegaskan bahwa dengan level inflasi yang masih berada di atas target dua persen, kenaikan suku bunga masih akan dilanjutkan tahun ini menuju terminal rate di kisaran lima persen hingga 5,25 persen.

Reny menuturkan perkembangan tersebut dapat kembali menekan rupiah dalam jangka pendek. Rupiah diproyeksikan akan bergerak pada kisaran Rp 15.165 per dolar AS hingga Rp 15.259 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Pada Selasa (15/2/2023), kurs rupiah ditutup menguat 38 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp 15.167 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.205 per dolar AS.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement