Selasa 14 Feb 2023 15:09 WIB

Walmart Laporkan Tutup Tiga Hub Teknologi di AS

Walmart saat ini memiliki 11 hub teknologi di AS dan enam di luar negeri.

Orang berjalan di Walmart Supercenter di Chesapeake, Virginia, AS, 23 November 2022.
Foto: EPA-EFE/SHAWN THEW
Orang berjalan di Walmart Supercenter di Chesapeake, Virginia, AS, 23 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Walmart Inc melaporkan akan menutup tiga pusat teknologinya di AS. Juru bicara mengatakan perusahaan telah meminta ratusan pekerja pindah.

Hampir semua karyawan teknologi di seluruh perusahaan diharapkan bekerja di kantor mereka setidaknya dua hari seminggu, tambah Robert Munroe, direktur komunikasi global Walmart.

Baca Juga

Pengecer besar ini akan menutup kantor yang menampung staf teknologi di Austin, Texas, di Carlsbad, California, dan di Portland, Oregon, kata Munroe. Operasi akan pindah ke hub termasuk satu di San Bruno, California atau kantor pusat perusahaan di Bentonville, Arkansas, katanya, mengutip memo yang dikirim minggu lalu oleh kepala teknologi global Walmart, Suresh Kumar.

"Kami telah memutuskan, melihat strategi lokasi kami, bahwa kami akan keluar dari tiga hub itu," katanya, seraya menambahkan bahwa gabungan tenaga kerja di ketiga kantor tersebut mencapai ratusan.

“Semuanya variatif, tidak ada tanggal yang pasti (transfer ini) harus selesai,” tambahnya. 

The Wall Street Journal sebelumnya melaporkan berita tersebut. Perusahaan saat ini memiliki 11 hub teknologi di AS dan enam di luar negeri, menurut situs webnya.

Munroe mengatakan Walmart, yang mempekerjakan lebih dari 1,3 juta orang di Amerika Serikat, akan membayar biaya transfer pekerja yang pindah dan melakukan pembayaran pesangon kepada mereka yang memutuskan untuk keluar dari perusahaan.

Arahan untuk kembali ke kantor mengikuti persyaratan serupa dari beberapa perusahaan AS lainnya, termasuk Walt Disney Co, Uber, dan Starbucks. Bulan lalu, bos Disney Bob Iger mengatakan kepada karyawan untuk kembali ke kantor perusahaan selama empat hari seminggu mulai bulan Maret. Sementara Starbucks mewajibkan karyawan perusahaan untuk kembali melakukannya setidaknya tiga hari seminggu mulai bulan Januari.

"Kami yakin masa depan teknologi akan menjadi masa di mana bekerja secara virtual akan menjadi kebiasaan baru, setidaknya untuk sebagian besar pekerjaan yang kami pimpin," tulis Kumar dua tahun lalu. Langkah kali ini masih relevan dengan pernyataan tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement