REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, terdapat dua pabrik pupuk di Aceh yang berhenti beroperasi sejak 2005 karena masalah pasokan gas, yakni PT Aceh Asean Fertilizer dan juga PT Pupuk Iskandar Muda. Padahal, kebutuhan pupuk untuk pertanian di dalam negeri cukup tinggi, yakni mencapai 13,5 juta ton dan baru terpenuhi 3,5 juta ton.
“Saya melihat di sini, di Aceh, ada dua pabrik pupuk yang berhenti. Aceh Asean Fertilizer dan Pupuk Iskandar Muda. Problemnya apa? Ini sudah sejak 2005. Problemnya gas,” kata Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan Pabrik NPK PT Pupuk Iskandar Muda di Kabupaten Aceh Utara, Jumat (10/2/2023).
Jokowi pun tampak kesal karena selama bertahun-tahun kedua pabrik pupuk tersebut justru berhenti beroperasi. Ia kemudian menyinggung soal impor gas untuk mendukung produksi pupuk di Aceh. Selain itu, ia juga menugaskan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menjalankan kedua pabrik pupuk tersebut.
“Apakah kita kalau tidak cukup gas kita dari dalam negeri, apakah tidak bisa kita impor agar pabriknya ini jalan. Saya tidak tau, berpuluh tahun, bertahun-tahun kita diamkan saja aset sebesar ini. Itulah yang saya tugaskan saat itu kepada Menteri Erick Thohir untuk bisa dijalankan dua-duanya. Tapi ini baru dijalankan yang PIM-nya, AAF masih ada banyak masalah yang harus dilihat dan dihitung,” ujarnya.
Jokowi mengakui harga gas saat ini masih mahal. Namun, ketika harganya nanti mulai menurun, ia ingin agar masalah pasokan gas untuk mendukung produksi pupuk dapat diselesaikan dengan baik. Jokowi juga meminta agar Kementerian BUMN dan PT Pupuk Iskandar Muda berkomitmen mencari solusi terkait masalah kebutuhan gas tersebut.
“Kebutuhan gas dicarikan. Ini kebutuhan dasar yang kita inginkan kok dibiarkan saja,” kata Jokowi.