Rabu 08 Feb 2023 16:53 WIB

Esemka Ingin Ikut IIMS 2023, Pakar Otomotif Sarankan Jadi Mobil Merakyat

Esemka hadir dengan teknologi baterai di ajang Indonesia International Motor Show.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pabrik perakitan Esemka di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Pabrik perakitan Esemka di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menyarankan agar produsen kendaraan Esemka harus mampu menghadirkan mobil yang mempunyai harga dan konsep merakyat sesuai dengan visi dan misi awal.

"Karena Esemka pada awalnya berkonsep memproduksi mobil kerakyatan yang berharga terjangkau, apakah mobil listriknya nanti benar-benar akan berharga kerakyatan? apakah kualitasnya tetap dapat comply dengan standar safety internasional? Itu hal yang sangat dinantikan," kata Yannes saat dihubungi di Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Produsen otomotif lokal PT Solo Manufaktur Kreasi atau yang lebih dikenal pembuat mobil Esemka, menggegerkan publik. Hal itu terkait rencana keikutsertaan pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat pada 16-26 Februari 2023.

Isunya, Esemka akan membawa kendaraan berteknologi baterai atau yang biasa dikenal sebagai kendaraan listrik untuk dipamerkan kepada pengunjung IIMS 2023. Yannes menilai, kehadiran Esemka harus sesuai dengan kaedah awalnya yang akan memberdayakan pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK), usaha mikro kecil (UMK), hingga badan usaha milik desa (BUMDes).

Dengan begitu, Esemka dapat ikut serta mengajak mereka dalam pembangunan kendaraan yang akan disajikan di pasar Indonesia. "Pertanyaannya apakah Esemka masih setia dengan visi awalnya dulu? salah satunya adalah memberdayakan para siswa SMK?" ucap Yannes.

Jika benar berkomitmen mendukung industri otomotif di Indonesia, sambung dia, Esemka harus memenuhi berbagai persyaratan umum yang memang biasa dilakukan oleh para produsen otomotif. Salah satunya, keharusan memiliki modal yang cukup besar.

Hal itu karena industri perakitan otomotif membutuhkan biaya produksi yang tinggi, lalu tenaga kerja yang kompeten dan terlatih, baik dalam hal teknik maupun manajemen. Esemka juga diharapkan memiliki sertifikasi dan standar kualitas yang memenuhi persyaratan pemerintah dan industri.

Selain itu, Yannes juga mengimbau Esemka harus memiliki alat dan mesin produksi yang berkualitas dan memenuhi standar teknologi terkini. "Sistem manajemen yang efektif dan terintegrasi dengan pemasok, konsumen, dan regulator, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pasar dan memenuhi permintaan konsumen dan juga dukungan pemerintah dan pihak terkait dalam hal peraturan, regulasi, dan fasilitas," katanya.

Dengan memiliki karakter dan juga modal yang kuat untuk bisa bersaing di industri otomotif, menurut Yannes, Esemka diyakini tidak akan mengalami permasalahan ke depannya dan tidak hanya sekadar menjadi importir biasa lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement