REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham Adani Group melonjak pada perdagangan Selasa (7/2/2023). Menguatnya saham konglomerat asal India ini terjadi setelah perusahaan melakukan pembayaran beberapa pinjaman.
Perusahaan yang dipimpin oleh miliarder Gautam Adani ini telah membayar pinjaman sejumlah 1,11 miliar dolar AS sebelum jatuh tempo pada 2024. JPMorgan mengatakan Adani masih memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam indeks obligasi bank.
Direktur Arihant Capital Markets, Anita Gandhi, menyebut kedua faktor tersebut menjadi katalis positif bagi saham Adani. "Selain itu, valuasi saham jadi menarik setelah terkoreksi tajam," kata Anita dikutip Reuters, Selasa (7/2/2023).
Untuk mengantisipasi volatilitas yang tajam, Bursa Efek Nasional India (NSE) kemarin merevisi batas maksimum harian saham Adani Green Energy dan Adani Transmission dari 10 persen menjadi 5 persen.
Perusahaan unggulan grup, Adani Enterprises melonjak 20 persen pada Selasa pagi. Sementara Pelabuhan Adani dan Zona Ekonomi Khusus naik 8,9 persen.
Saham Adani Green Energy naik 2,7 persen serta Adani Transmission dan Adani Wilmar masing-masing bertambah 5 persen. Meski demikian, Adani Total Gas tetap turun 5 persen dan Adani Power turun 3 persen.
Meskipun harga saham mengalami pemulihan, kerugian kumulatif dari tujuh perusahaan terdaftar grup Adani masih mencapai 105 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.596 triliun seja Hindenburg Research melaporkan Adani pada 24 Januari.
Hindenburg menuduh Adani terlibat dalam manipulasi saham dan penggunaan suaka pajak. Adani juga dituduh memiliki utang yang tidak berkelanjutan.
Namun Adani Group membantah tuduhan tersebut. Adani mengatakan pihaknya mematuhi semua hukum dan telah melakukan laporan yang diperlukan secara berkala.