REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan sektor pertanian mencapai 2,25 persen selama 2022 dan melanjutkan tren kenaikan. Kendati demikian, laju pertumbuhan itu masih belum melampaui level pertumbuhan prapandemi.
Kepala BPS Margo Yuwono menuturkan, pertanian selama 2022 menempati posisi ketiga penyumbang produk domestik bruto (PDB) sebesar 12,4 persen setelah industri yang menyumbang 18,3 persen dan perdagangan 12,8 persen.
Pertanian juga masih tercatat sebagai salah satu leading sector lapangan usaha yang berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi. "Namun, pertumbuhan sektor pertanian masih di bawah level prapandemi," kata Margo dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/2/2023).
Pada 2019, pertumbuhan sektor pertanian mencapai 3,6 persen atau turun dari 2018 yang sebesar 3,88 persen. Pertumbuhan sempat anjlok menjadi 1,77 persen tahun 2020 awal pandemi dan mulai membaik pada 2021 menjadi 1,87 persen dan menjadi 2,25 persen tahun 2022.
Lebih detail, subsektor peternakan mencatat pertumbuhan 6,24 persen. Itu didorong peningkatan produksi unggas dalam negeri dan peningkatan permintaan luar negeri untuk produk ternak unggas dan hasilnya.
Tanaman hortikultura juga tumbuh tinggi yakni 4,22 persen. Pertumbuhan itu disumbang dari peningkatan permintaan ekspor terhadap buah dan sayur Indonesia.
Sementara itu, tanaman hanya mencatat pertumbuhan 0,08 persen. "Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan luas panen dan produksi tanaman padi," katanya.