Senin 06 Feb 2023 10:34 WIB

Gebrakan Tangan Dingin Erick Thohir, Putra Sumatra untuk Indonesia

Karakter khas Sumatra hadir di Erick, yaitu berani dan lugas tangani korupsi di BUMN

Momentum pemberian penghargaan Suku Bangsa Batak kepada Erick Thohir. Di bidang infrastruktur, Menteri BUMN Erick Thohir mengemban tugas besar dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyambungkan tol Sumatra sepanjang 1.064 kilometer, dari ujung Lampung hingga ke Aceh di ujung barat Indonesia.
Foto:

Kontribusi Erick untuk tanah Sumatra

Lantas, apa kontribusinya untuk tanah Sumatra? Di bidang infrastruktur, Erick mengemban tugas besar dari Presiden Joko Widodo (Jokowi): menyambungkan tol Sumatra sepanjang 1.064 kilometer, dari ujung Lampung hingga ke Aceh di ujung barat Indonesia. 

Selain untuk menumbuhkan kawasan ekonomi baru, keberadaan jalan tol penting untuk memangkas biaya logistik Indonesia yang masih 23 persen, lebih tinggi dari rata-rata dunia yang hanya 13 persen. 

Program ini sebetulnya proyek lama yang tak kunjung selesai. Ada kendala soal pembebasan tanah, biaya konstruksi yang tak sedikit, yakni Rp 572 triliun. Di tangan Erick, lewat BUMN Hutama Karya bersama Kementerian PUPR, kendala itu dicarikan solusinya dan kini hampir rampung. 

Di bidang pertanian dan perkebunan, Erick mengarahkan BUMN PT Perkebunan Nusantara untuk menyerap jutaan tenaga kerja lewat perkebunan sawit, karet, industri gula tebu. Hasilnya, pada September 2022 lalu, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V di Riau dinobatkan oleh Biro Riset Infobank sebagai BUMN Berkinerja Terbaik. 

Di Deli Serdang, Sumatra Utara, Erick mengarahkan PTPN mempelopori proyek minyak makan merah sebagai alternatif minyak goreng. Sama-sama berbahan minyak sawit, minyak makan merah nantinya dapat dibeli masyarakat dengan harga lebih murah dibanding minyak sawit biasa.  

Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan, Erick mendorong BUMN menjadi garda terdepan dalam membangun pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Pulau Jawa. Di Lampung, Erick membangun Bakauheni Harbour City (BHC). Ini mengingat Bakauheni adalah titik penghubung antara Sumatra dengan Pulau Jawa. 

Di sana, dibangun pula taman Krakatau Theme Park. Ini adalah proyek jangka panjang hingga 2061 dengan total investasi sebesar Rp 4,7 triliun. Taman ini nantinya terhubung dengan akses tol sehingga dapat menjadi titik hub pariwisata di Lampung.

Di sisi pengelolaan sumber daya alam, BUMN tambang diarahkan menggunakan teknologi ramah lingkungan. Salah satunya adalah mengarahkan perusahaan tambang batubara PT Bukit Asam (PTBA) yang beroperasi di Sumatera Selatan dan Bengkulu, menerapkan prinsip green coal industry. Program ini antara lain dengan menjadikan lahan bekas areal tambang menjadi taman hutan rakyat. 

Dari total lahan bekas tambang seluas 5.394 hektar, 3.350 hektar di antaranya merupakan lahan bekas Tambang Air Laya dan 2.044 hektar adalah lahan bekas Tambang Banko Barat.

Lahan-lahan ini disulap menjadi hutan yang memiliki nilai ekonomis. Bis berfungsi sebagai lokasi penelitian, perkemahan dan darmawisata. Bahkan di salah satu zona Penelitian produktif, PTBA telah bekerjasama dengan Universitas Bengkulu dalam menjalankan penelitian dan melakukan monitoring secara berkala setiap 3 bulan sekali. 

Di Tanjung Enim, Sumatra Selatan, kini Taman Hutan Rakyat (Tahura) Enim dijadikan percontohan bagi penanganan lahan pasca tambang. Di Sumatra Barat, Erick Thohir membantu pengembangan pariwisata Sawahlunto dengan menghidupkan kembali kereta api Mak Itam syang telah lama mati suri sebagai kereta wisata. 

Di Padang, dibangun pula jalan layang Flyover Sitinjau Lauik yang menghubungkan Padang hingga ke Solok. Flyover sepanjang 10,5 kilometer ini ditargetkan beroperasi pada akhir 2025 untuk mendorong pengembangan pariwisata dan konektivitas di Sumatra Barat. Investasinya senilai Rp 4,8 triliun. 

Kerja keras Erick Thohir itu mendapat apresiasi dari masyarakat Sumatra. Di Sumatera Utara, Erick diterima sebagai warga kehormatan. Pada 8 Januari lalu, misalnya, Erick dianugerahi gelar Marga Zebua dari masyarakat Pulau Nias dengan gelar kebangsawanan Balugu Sangeri Banua yang bermakna ‘Pengayom Negeri’. 

Sebelumnya, masyarakat Batak yang berdiam di sekitar Danau Toba mengangkatnya sebagai anak dalam sebuah upacara adat pada 26 November 2022. Dengan anugerah itu, Erick menyandang gelar Putra Tomok dari Samosir, dengan nama Erick Thohir Sidabutar.

Penerimaan sedemikian rupa terhadap Erick Thohir oleh masyarakat adat Sumatra tentulah bentuk apreasiasi atas kerja-kerjanya sebagai pelaku transformasi yang berpihak pada rakyat. Ibarat transformator yang mengubah energi listrik menjadi energi lainnya, Erick mengubah BUMN agar tak lagi menjadi menara gading yang tak tersentuh rakyat. 

 

Karena itu, tak berlebihan rasanya jika Erick Thohir disebut sebagai sang transformator dari Sumatra yang kilaunya menerangi Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement