Jumat 03 Feb 2023 15:22 WIB

Selain Himbara, BUMN-BUMN Lain Bakal Cetak Rekor Laba Tertinggi

BUMN target 25 persen perempuan dan 10 persen generasi milenial dalam jajaran direksi

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga (kedua kanan).
Foto: ANTARA/Fauzan
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga (kedua kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan tren laba bersih BUMN terbesar sepanjang sejarah akan terus terjadi pada tahun ini. Arya menyebut daftar BUMN yang akan mencetak rekor laba tertinggi tak hanya terjadi pada sektor perbankan.

"Jadi transformasinya jalan. Ada BUMN-BUMN lain selain Himbara, belum disebut dulu karena belum audited," ujar Arya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2/2023).

Baca Juga

Arya menyampaikan kinerja BUMN konsolidasi selama tiga tahun terakhir juga telah menunjukan hasil yang positif. Arya menilai hal ini tak lepas dari keputusan Menteri BUMN Erick Thohir dalam memperbaiki struktur BUMN yang jauh lebih ramping dengan menyisakan 41 BUMN. Arya mengatakan jumlah BUMN akan terus menyusut hingga 30 BUMN.

"Pak Erick sudah kasih tahu juga kalau laba bersih BUMN konsolidasi 2022 akan mencapai Rp 200 triliun. Sumbangan BUMN terhadap negara dari pajak, PNBP, dividen, lebih tinggi dari tiga tahun sebelumnya, padahal ada pandemi, perang Rusia-Ukraina," ucap Arya.

Tak hanya itu, Arya mengatakan target 25 persen perempuan dan 10 persen generasi milenial dalam jajaran direksi BUMN juga akan terealisasi pada 2023. Hal ini menjadi terobosan dalam transformasi dari sisi sumber daya manusia (SDM).

Arya menyampaikan segudang aksi transformasi, dari model bisnis hingga SDM kian meningkatkan kepercayaan publik terhadap BUMN. Namun begitu, Arya menyampaikan BUMN tetap harus bersiap dalam menghadapi tantangan ketidakpastian ekonomi yang terjadi pada tahun ini.

"Situasi global masih belum bisa diprediksi, tapi yang menarik market Cina susah terbuka, maka kemungkinan ekspor komoditi akan berdampak ke BUMN. Kalau mereka (Cina) membuka, berarti mereka butuh pasokan, dan itu akan berdampak pada pendapatan BUMN yang berhubungan dengan ekspor ke Cina," kata Arya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement