REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amazon.com Inc pada Kamis (2/2/2023) mengatakan laba operasinya bisa turun menjadi nol pada kuartal pertama karena penghematan dari PHK tidak menutupi dampak keuangan dari konsumen dan pelanggan cloud yang menekan pengeluaran. Seperti dilansir dari Reuters, Jumat (3/2/2023), pendapatan Amazon selama liburan mengalahkan ekspektasi Wall Street. Perusahaan yakin pertumbuhan penjualan dalam bisnis cloud yang telah lama menguntungkan akan melambat untuk beberapa kuartal berikutnya, kata kepala keuangannya kepada wartawan.
Saham turun 5 persen dalam perdagangan setelah jam kerja, menghapus sebagian besar kenaikan 7 persen mereka sebelum penutupan pasar Kamis. Kepala Eksekutif Andy Jassy mengatakan "hampir setiap perusahaan" melangkah dengan hati-hati pada cloud dan biaya lainnya mengingat ketidakpastian ekonomi.
"Kami akan membantu pelanggan kami menemukan cara untuk menghabiskan lebih sedikit uang. Kami mencoba membangun serangkaian hubungan dalam bisnis yang bertahan lebih lama dari kita semua," ujarnya.
Menghadapi ketakutan inflasi dan resesi yang tinggi, Jassy juga telah memulai pemotongan biaya yang ekstensif di dalam Amazon. Bulan lalu, peritel online tersebut mengatakan lebih dari 18 ribu karyawan khususnya di divisi perdagangan dan sumber daya manusia akan kehilangan pekerjaan mereka. Itu membukukan biaya pesangon 640 juta dolar AS pada kuartal keempat, kata CFO Brian Olsavsky kepada wartawan.
Amazon juga telah mengurangi atau menutup seluruh layanan seperti penawaran perawatan primer virtualnya untuk pemberi kerja. Butuh tambahan biaya 720 juta dolar AS dari penutupan atau perusakan aset beberapa toko kelontong di antara barang-barang lainnya.