Jumat 03 Feb 2023 10:18 WIB

Ada Bisnis Keluarga? Ini Alasan Pentingnya Mulai Urus Pajak

Pengelolaan pajak yang baik diperlukan bagi yang memiliki bisnis keluarga.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Wajib pajak mengantre di salah satu kantor pelayanan pajak pratama di Jakarta, Selasa (30/8/2022). Senior Advisor TaxPrime dan TheTitan.Asi, Muhamad Fajar Putranto mengungkapkan perlunya pengelolaan pajak yang baik bagi kalangan crazy rich yang memiliki bisnis atau perusahaan keluarga.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Wajib pajak mengantre di salah satu kantor pelayanan pajak pratama di Jakarta, Selasa (30/8/2022). Senior Advisor TaxPrime dan TheTitan.Asi, Muhamad Fajar Putranto mengungkapkan perlunya pengelolaan pajak yang baik bagi kalangan crazy rich yang memiliki bisnis atau perusahaan keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Senior Advisor TaxPrime dan TheTitan.Asi, Muhamad Fajar Putranto mengungkapkan perlunya pengelolaan pajak yang baik bagi kalangan crazy rich yang memiliki bisnis atau perusahaan keluarga. Fajar menilai, saat ini pengelolaan kantor keluarga sudah semakin mudah dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.

Fajar menuturkan, 95 persen bisnis di Indonesia dimiliki para individu pribadi dan keluarga. “Sudah usai era penghindaran terhadap perpajakan yang sering dilakukan perusahaan keluarga,” kata Fajar dalam diskusi Indonesia Tax Outlook 2023: Navigating Tax Opportunities and Risks, Kamis (2/2/2023).

Baca Juga

Tim Advisor TaxPrime, Suharno menuturkan, teknologi otomasi dalam perpajakan kini sangat ramah bagi pebisnis manapun. Suharno mengungkapkan, hampir 90 persen bisnis di Indonesia milik pribadi atau keluarga.

Suharno menjelaskan, sifat bisnis milik pribadi dan keluarga cenderung tidak mengelola aspek perpajakannya. Sering kali hal tersebut dikarenakan alasan abai, tidak memiliki literasi memadai, atau secara sengaja menghindarkannya.

“Padahal, agar bisnis yang biasa disebut sebagai family office ini dapat berkembang, kepatuhan pada aturan perpajakan menjadi bagian keberlangsungan bisnis sekaligus terjaminnya pengelolaan dan tongkat estafet bagi generasi berikutnya,” jelas Suharno.

Terlebih, menurut Suharno, akhir-akhir ini generasi Z yang masuk kalangan crazy rich semakin banyak. Suharno menilai, generasi tersebut harus memperhatikan pertumbuhan bisnis sekaligus mempersiapkannya bagi keturunannya.

“Kelak mereka tidak hanya meninggalkan harta, tapi juga kewajiban pajak,” tutur Suharno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement