Rabu 01 Feb 2023 14:27 WIB

Erick Sebut Kesalahan Garuda, Gaya-Gayaan

Pemerintah sudah menyuntikan dana sebesar Rp 7,5 triliun untuk Garuda Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) bersama Dirut Bank Mandiri Darmawan Junaidi (ketiga kiri) melihat transaksi penjualan agen perjalanan saat meninjau ruang pameran usai membuka perhelatan Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2022 yang didukung oleh Livin
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) bersama Dirut Bank Mandiri Darmawan Junaidi (ketiga kiri) melihat transaksi penjualan agen perjalanan saat meninjau ruang pameran usai membuka perhelatan Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2022 yang didukung oleh Livin

REPUBLIKA.CO.ID, Maskapai pelat merah akan kembali fokus dalam menggarap pasar domestik. Menteri BUMN, Erick Thohir menyebut kesalahan Garuda Indonesia yang melenceng dari titah tersebut sehingga berakhir bermasalah.

"Toh kesalahan Garuda dulu lebih memikirkan (penerbangan) internasional, lebih gaya-gayaan, sewa pesawat mahal, pemulihannya 120 persen ada yang duduk di pesawat, baru bisa break even. Ini tak boleh terjadi lagi. Artinya kita akan fokus ke domestik," kata Erick usai menghadiri Mandiri Investment Forum (MIF) di Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Baca Juga

Erick menilai perubahan target pasar membuat kinerja Garuda kini menjadi lebih sehat. Hal tersebut terlihat dari biaya sewa pesat yang sudah sesuai dengan harga pasar.  

Tahap awal, Erick mengatakan pemerintah juga sudah menyuntikan dana sebesar Rp 7,5 triliun dan telah berhasil untuk proses restrukturisasi Garuda. Untuk tahap kedua, lanjut dia, Garuda tengah mencari private placement.

"Jangan kita terbiasa menjual BUMN supaya harganya rendah, jangan, kita harus memposisikan penjualan aset BUMN atau kerja sama itu dengan harga yang benar, jangan kita ditipu-tipu, karena kita punya market yang besar. Jadi, aksi korporasi harus memberikan nilai tambah buat bangsa ini," kata Erick.

Pada kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan keputusan Pemerintah Indonesia yag bakal menetapkan 15 bandara saja untuk penerbangan internasional. Ini sebagai langkah untuk lebih serius menggarap pasar domestik.

Ini mengingat 70 persen wisatawan di Indonesia berasal dari wisatawan nusantara (wisnus) ketimbang wisatawan mancanegara (wisman) yang sebanyak 30 persen. Erick menyebut 15 bandara tersebut nantinya juga akan menjadi menghubungkan turis dengan penerbangan domestik ke destinasi pariwisata dalam negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement