Jumat 27 Jan 2023 11:14 WIB

Ekonomi Sulit Tekan Pertumbuhan Pendapatan Visa

Kinerja Visa tertekan akibat belanja konsumen melambat di tengah ekonomi yang sulit.

Kartu kredit Visa (ilustrasi). Pertumbuhan pendapatan Visa Inc terus berputar kembali ke tingkat pra-pandemi pada kuartal pertama karena kegemaran orang melakukan perjalanan setelah pembatasan mobilitas mereda dan belanja konsumen melambat dalam ekonomi yang sulit.
Foto: AP/Patrick Semansky
Kartu kredit Visa (ilustrasi). Pertumbuhan pendapatan Visa Inc terus berputar kembali ke tingkat pra-pandemi pada kuartal pertama karena kegemaran orang melakukan perjalanan setelah pembatasan mobilitas mereda dan belanja konsumen melambat dalam ekonomi yang sulit.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pertumbuhan pendapatan Visa Inc terus berputar kembali ke tingkat pra-pandemi pada kuartal pertama karena kegemaran orang melakukan perjalanan setelah pembatasan mobilitas mereda dan belanja konsumen melambat dalam ekonomi yang sulit.

Pemroses pembayaran terbesar di dunia itu masih melampaui target keuntungan Wall Street, saham Visa naik 1,4 persen menjadi 227,82 dolar AS dalam perdagangan setelah jam kerja pada Kamis (26/1/2023).

Baca Juga

Volume lintas batas - ukuran utama yang melacak pengeluaran untuk kartu di luar negara penerbit - melonjak 22 persen dari tahun ke tahun berdasarkan dolar konstan karena greenback yang lebih kuat mendorong perjalanan keluar AS dengan melemahkan pukulan dari inflasi dan kenaikan suku bunga.

Total volume pembayaran naik 7,0 persen. Namun, pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah daripada lonjakan volume lintas batas sebesar 40 persen pada kuartal pertama 2021 dan lonjakan volume pembayaran sebesar 20 persen.

"Tingkat pertumbuhan tahunan akan moderat saat Anda melewati pemulihan besar (pandemi)," kata kepala keuangan Visa, Vasant Prabhu.

Pendapatan Visa mencatat laju pertumbuhan paling lambat dalam tujuh kuartal, naik 12 persen menjadi 7,9 miliar dolar AS.

Keluarnya perusahaan dari Rusia akan berdampak pada tingkat pertumbuhan volume pembayaran yang dilaporkan pada kuartal kedua, kata Prabhu pada konferensi pers setelah merilis laporan keuangan Visa.

Sebelumnya pada hari itu, saingan Visa, Mastercard Inc, memperkirakan pertumbuhan pendapatan kuartal saat ini di bawah ekspektasi karena permintaan yang terpendam untuk perjalanan terlihat melambat ke depan. "Pertumbuhan di sektor perjalanan mungkin lebih sulit dicapai pada 2023 karena beberapa permintaan terpendam yang menumpuk selama pandemi dan dilepaskan pada 2022 mulai memudar," kata Ted Rossman, analis industri senior di Bankrate.com.

Visa melaporkan keuntungan sebesar 2,18 dolar AS per saham, jauh di atas 2,01 dolar AS yang diperkirakan oleh para analis, menurut Refinitiv.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement