Kamis 26 Jan 2023 20:20 WIB

Boy Thohir Rogoh Kocek Rp 2.060,6 Triliun untuk Kawasan Industri Hijau Kalimantan

Perusahaan di bawah naungan Boy komitmen dukung target net zero emission 2060

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Lida Puspaningtyas
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Boy Thohir didampingi (dari kiri) Direktur PT Adaro Energy Tbk Mohammad Syah Indra Aman, Presiden Direktur PT Adaro Power Mohammad Effendi dan Direktur PT Adaro Energy Tbk David Tendian memberikan keterangan tentang ekspansi bisnis Adaro di sela acara buka puasa bersama wartawan di Jakarta, Rabu (30/5).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Boy Thohir didampingi (dari kiri) Direktur PT Adaro Energy Tbk Mohammad Syah Indra Aman, Presiden Direktur PT Adaro Power Mohammad Effendi dan Direktur PT Adaro Energy Tbk David Tendian memberikan keterangan tentang ekspansi bisnis Adaro di sela acara buka puasa bersama wartawan di Jakarta, Rabu (30/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha, investor, konglomerat Indonesia, Garibaldi Thohir atau yang kerap disapa Boy Thohir optimistis perkembangan industri di Indonesia akan bertumbuh mulus. Apalagi dengan isu transisi energi dan hilirisasi yang menjadi fokus pemerintah.

Ini membuatnya tak ragu merogoh kocek hingga 135 miliar dolar AS atau Rp 2.020,6 triliun untuk membuat kawasan industri hijau di Kalimantan Utara.

Baca Juga

"Kami percaya karena saya lihat sendiri bagaimana support Presiden terhadap proyek kawasan industri hijau ini. Ini akan menjadi proyek besar di Indonesia. Kami sudah komitmen dan mulai kerja lapangan," ujar Boy di Saratoga Invesment Forum, Kamis (26/1/2023).

Boy mengatakan saat ini untuk total investasi yang dicanangkan mencapai 135 miliar dolar AS dan ia optimistis bisa membawa dampak yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.

"Kami yakin kita akan menjadi negara yang leading dalam hilirisasi dan transisi energi. Kami mendukung roadmap pemerintah dalam renewabel energy," tambah Boy.

Sebagai pemilik saham di sejumlah perusahaan ternama, Boy mengatakan banyak perusahaan yang dibawah naungannya mulai melakukan transformasi perusahaan untuk mendukung rencana pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission di 2060 mendatang.

"Kita bersyukur diberkahi Sumber Daya Alam (SDA) melimpah. Kita harus optimalkan. Meski tidak semudah membalikan telapak tangan tapi memang harus kita lakukan," ujar Boy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement