Kamis 26 Jan 2023 16:13 WIB

LPS Naikkan Tingkat Bunga Penjaminan 25 Basis Poin

LPS menaikkan tingkat bunga penjaminan simpanan valas dan rupiah.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam Workshop Media Se-Jawa Barat, di Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (3/6/2022). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menaikkan tingkat bunga penjaminan simpanan valuta asing (valas) di bank umum sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 2 persen. Tak hanya itu, tingkat bunga penjaminan untuk simpanan rupiah di bank umum menjadi empat persen dan simpanan rupiah di BPR menjadi 6,5 persen, setelah masing-masing ada kenaikan 25 basis poin.
Foto: Istimewa
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam Workshop Media Se-Jawa Barat, di Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (3/6/2022). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menaikkan tingkat bunga penjaminan simpanan valuta asing (valas) di bank umum sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 2 persen. Tak hanya itu, tingkat bunga penjaminan untuk simpanan rupiah di bank umum menjadi empat persen dan simpanan rupiah di BPR menjadi 6,5 persen, setelah masing-masing ada kenaikan 25 basis poin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menaikkan tingkat bunga penjaminan simpanan valuta asing (valas) di bank umum sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 2 persen. Tak hanya itu, tingkat bunga penjaminan untuk simpanan rupiah di bank umum menjadi empat persen dan simpanan rupiah di BPR menjadi 6,5 persen, setelah masing-masing ada kenaikan 25 basis poin.

"Rapat Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan menetapkan untuk menaikkan tingkat bunga penjaminan simpanan rupiah di bank umum dan BPR (bank perkreditan rakyat) serta simpanan valuta asing di bank umum masing-masing sebesar 25 basis poin," kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

 

Tingkat bunga penjaminan tersebut berlaku untuk periode 1 Februari 2023 sampai 31 Mei 2023. Keputusan rapat dewan tersebut diambil dengan mencermati perkembangan terkini dan prospek kondisi ekonomi, pasar keuangan dan perbankan, kondisi likuiditas, dan perkembangan suku bunga perbankan ke depan.

LPS juga mempertimbangkan beberapa hal yakni potensi kenaikan suku bunga perbankan domestik yang lebih tinggi dalam merespons kebijakan moneter bank sentral. LPS memberikan ruang bagi perbankan dalam pengelolaan likuiditas di tengah masih relatif tingginya risiko volatilitas pasar keuangan dengan tetap suportif terhadap fungsi intermediasi perbankan sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, LPS juga memperkuat sinergi dan arah kebijakan dengan otoritas di sektor keuangan domestik dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi. Tingkat bunga penjaminan mencerminkan batas maksimum tingkat bunga wajar simpanan perbankan yang ditentukan dengan mempertimbangkan pergerakan suku bunga simpanan di industri perbankan.

Kemudian, ruang untuk intensitas persaingan yang sehat antar bank dalam menghimpun dana dari masyarakat dan faktor-faktor forward looking untuk menjaga stabilitas sistem keuangan nasional dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, juga menjadi bagian dalam pertimbangan.

Purbaya mengimbau agar bank secara transparan menyampaikan kepada nasabah penyimpan mengenai besaran tingkat bunga penjaminan yang berlaku saat ini. Dalam rangka melindungi dana nasabah dan upaya menjaga kepercayaan nasabah deposan, LPS juga mengimbau bank untuk tetap memperhatikan ketentuan tingkat bunga penjaminan simpanan yang dimaksud dalam rangka penghimpunan dana.

"Dalam menjalankan operasional bank juga diharapkan tetap mematuhi pengaturan dan pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan serta ketentuan pengelolaan likuiditas Bank Indonesia," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement