Rabu 25 Jan 2023 16:10 WIB

Bahlil: Investasi di Aceh Belum Maksimal

Kementerian Investasi menyoroti rendahnya realisasi investasi di Aceh.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, usai konferensi pers realisasi investasi 2022 di Jakarta, Selasa (24/1/2023). Kementerian Investasi/BKPM menyoroti rendahnya realisasi investasi di Aceh.
Foto: Republika/Dedy Darmawan Nasution
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, usai konferensi pers realisasi investasi 2022 di Jakarta, Selasa (24/1/2023). Kementerian Investasi/BKPM menyoroti rendahnya realisasi investasi di Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Investasi/BKPM menyoroti rendahnya realisasi investasi di Aceh. Penanaman modal di Aceh baik dari dalam maupun luar negeri masih jauh tertinggal dari provinsi lain.

"Jujur saya katakan investasi di Aceh itu belum maksimal," kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia secara virtual saat menghadiri Sharia Economic and Investment Outlook 2023: Akselerasi Pembangunan Ekonomi Aceh, Rabu (25/1/2023).

Baca Juga

Bahlil menyampaikan, realisasi investasi di Aceh sepanjang 2022 tercatat sebesar Rp 6,2 triliun. Angka tersebut turun signifikan dibandingkan pencapaian pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 10,9 triliun. 

Jika dilihat secara nasional, realisasi investasi di Aceh menduduki peringkat ke 27 dari 34 provinsi. Adapun realisasi investasi secara keseluruhan pada 2022 tumbuh 34 persen dibandingkan 2021 menjadi Rp 1.207,2 triliun. 

Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) tersebut melihat Aceh memiliki peluang yang besar untuk menarik investor. Dengan populasi muslim yang mayoritas, sejumlah negara Timur Tengah berpotensi menjadi investor. 

Meski demikian, Bahlil mengakui, pada kenyataannya hal tersebut masih sulit terealisasi. "Kita ini penduduk muslim terbesar dunia harapannya ivestor Timur Tengah bisa datang. Kita masih mencari formulanya," kata Bahlil. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement