REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus mendorong akselerasi pembangunan ekonomi di Provinsi Aceh. Lewat acara Sharia Economic dan Investment Forum 2023, BSI mengajak para stakeholder di Aceh untuk berkolaborasi memajukan perekonomian di Bumi Serambi Mekah.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, acara bertema Akselerasi Pembangunan Ekonomi Aceh merupakan salah satu bentuk kesungguhan BSI dalam membantu pemerintah dalam membangun serta mengembangkan ekonomi Aceh. Menurut Hery, salah satu cara dalam membangun perekonomian sebuah provinsi adalah dengan membuka pintu dan memperbaiki iklim investasi di daerah tersebut.
“Konsep investasi di dalam Islam merupakan upaya seorang Muslim menyejahterakan dirinya dan menebarkan kemakmuran dan kesejahteraan di lingkungan sekitar, atau yang dikenal dengan konsep istismar dan isti’mar,” kata Hery, Rabu (25/1/2023).
Aceh, lanjut Hery, merupakan provinsi yang sangat unik dan berbeda dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Kekhasan dan keunikan tergambar dari provinsi yang memiliki populasi 5,27 juta jiwa ini merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki status kekhususan atau otonomi khusus, utamanya pada urusan agama, budaya, dan pendidikan.
Kekhususan Aceh yang dapat menerapkan syariat Islam bagi masyarakat Muslim, salah satunya diimplementasikan pada sektor ekonomi. Diberlakukannya Qanun Nomor 11/2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah adalah penegasan komitmen Aceh dalam penegakan dan pengimplementasian ekonomi dan keuangan syariah secara universal-integral. Pada kuartal III 2022 pertumbuhan ekonominya berkisar 2,13 persen yoy.
"Kondisi ini juga tentunya menjadi jembatan bagi industri perbankan syariah, khususnya BSI sebagai bank syariah nasional terbesar di Aceh, yang saat ini memiliki 163 outlet yang tersebar di berbagai daerah di Aceh," kata Hery.
Dengan demikian, BSI dapat memaksimalkan perannya dalam memberikan pembiayaan terhadap beberapa sektor ekonomi potensial industri halal di Aceh seperti perdagangan eceran/besar makanan dan minuman, perdagangan eceran tekstil/produk tekstil, perdagangan hasil pertanian, perkebunan, bahan pangan, peternakan, dan masih banyak lainnya.
Untuk itu, BSI membutuhkan masukan serta gagasan-gagasan dari seluruh stakeholders di Aceh untuk bisa bersama-sama dan berkolaborasi membangun iklim investasi yang berkelanjutan. Ini untuk mempercepat pemulihan, pengembangan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di provinsi yang ada ujung barat Indonesia tersebut.
BSI berkomitmen dalam membangun perekonomian di Aceh. Sampai saat ini, BSI satu-satunya bank yang memiliki kantor perwakilan di Aceh dan mengambil konsep green building.
"Di Aceh juga UMKM Center BSI pertama dibangun, tempat para pengusaha dan calon pembeli melakukan jual-beli, kami juga membantu pemasaran. Kita sudah memberi banyak pembiayaan untuk Aceh agar masyarakat tidak perlu lagi mencari pembiayaan di luar Aceh,” tutur Hery.