Senin 23 Jan 2023 23:43 WIB

Impack Pratama Industri Bukukan Pendapatan Rp 2,8 Triliun

Pendapatan Impack Pratama di 2022 lebih tinggi dari target sebesar Rp 2,6 triliun

PT Impack Pratama Industri Tbk mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 25,7 persen menjadi Rp 2,8 triliun pada 2022 dari Rp 2,2 triliun pada tahun sebelumnya. Realisasi ini 7,7 persen lebih tinggi dari target perusahaan senilai Rp 2,6 triliun.
Foto: Dok.Republika
PT Impack Pratama Industri Tbk mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 25,7 persen menjadi Rp 2,8 triliun pada 2022 dari Rp 2,2 triliun pada tahun sebelumnya. Realisasi ini 7,7 persen lebih tinggi dari target perusahaan senilai Rp 2,6 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Impack Pratama Industri Tbk mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 25,7 persen menjadi Rp 2,8 triliun pada 2022 dari Rp 2,2 triliun pada tahun sebelumnya. Realisasi ini 7,7 persen lebih tinggi dari target perusahaan senilai Rp 2,6 triliun.

Sejalan dengan itu, laba bersih tahun fiskal 2022 diestimasikan melebihi Rp300 miliar, bertumbuh 45,2 persen dari laba bersih tahun sebelumnya yang senilai Rp 210 miliar dan 17,3 persen di atas target laba bersih  2022 sejumlah Rp 260 miliar.

Direktur Utama Impack Pratama Industri Haryanto Tjiptodihardjo mengatakan, perusahaan mengalami tekanan margin dari kenaikan harga bahan baku dan biaya logistik, namun masih mampu menjaga pertumbuhan Pendapatan dan laba bersih dengan mempertahankan margin laba kotor yang sebesar 34 persen pada 2022.

“Sejak dimulainya program kerja 5 tahunan pada 2020, kami menorehkan pencapaian yang selalu melampaui target yang telah ditetapkan,” ujarnya dalam keterangan tulis, Senin (23/1/2023).

Memasuki 2023 yang masih dibayangi ancaman resesi global, lonjakan suku bunga, dan ketidaktentuan lainnya, perusahaan senantiasa berkomitmen untuk menjaga efisiensi dan produktivitas kerja, serta mengembangkan penjualan produk-produk baru seperti plafon uPVC dan inovasi atap lainnya.

“Maka dari itu, kami menetapkan target penjualan bertumbuh sekitar 17,9 persen menjadi Rp 3,3 triliun dan target laba bersih menjadi Rp 390 miliar atau naik 27,9 persen dari 2022,” ucap Haryanto.

Pada November 2022, perusahaan berhasil menggalang dana segar sebesar Rp 325 miliar melalui skema Penanaman Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dengan menerbitkan 100 juta lembar saham baru yang diserap oleh beberapa investor serta pemegang saham pengendali.

Dengan penambahan ekuitas modal ini, perusahaan akan menggunakan dana yang diperoleh pengembangan organik maupun inorganik yang diharapkan dapat menyokong pertumbuhan Pendapatan dan laba bersih perusahaan satu hingga dua tahun ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement