Ahad 22 Jan 2023 11:24 WIB

Teten Ingin Indonesia Tiru Koperasi Agrikultur Terbesar di Swiss

Fenaco berusia lebih dari 150 tahun dengan 44 ribu anggota yang didominasi petani.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki dalam pertemuan dengan Chief Operating Officer Nestle Global, Magdi Batato di sela-sela pertemuan World Economic Forum di Davos, Swiss, Rabu (18/1/2023).
Foto: Dok. Kemenkop UKM
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki dalam pertemuan dengan Chief Operating Officer Nestle Global, Magdi Batato di sela-sela pertemuan World Economic Forum di Davos, Swiss, Rabu (18/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BERN -- Dalam upaya mengembangkan koperasi agrikultur di Indonesia, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melakukan kunjungan kerja ke Fenaco Genossenschaft (Fenaco) yang merupakan salah satu koperasi agrikultur terbesar di Swiss, pada Jumat (20/01/2023).

Teten diterima secara langsung oleh Head of Plant Production and Member of the Executive Board Fenaco, Michael Feitknecht, untuk mendiskusikan bagaimana konsep pengembangan koperasi agrikultur di Indonesia maupun Swiss.

Baca Juga

“Pertemuan ini sangat penting untuk melihat bagaimana Fenaco sebagai salah satu koperasi agrikultur terbesar di Swiss dapat memberdayakan anggotanya yang sebagian besar adalah petani melalui konsep bisnis yang tepat,” kata Teten dalam keterangan resminya, diterima Republika.co.id, Ahad (22/1/2023).

Fenaco sendiri memiliki sejarah panjang dengan bergerak dalam berbagai sektor strategis selama lebih dari 150 tahun. Yakni dalam sektor petanian, industri makanan, perdagangan retail, bahkan mulai bergerak ke sektor energi.  

“Kami menilai dapat memperoleh pembelajaran dari pengalaman Fenaco dalam mengembangkan usaha Koperasi,” katanya.

Lebih lanjut, Teten menjelaskan terdapat beberapa hal yang dapat dipelajari dari Fenaco. Yakni strateginya dalam mengembangkan usaha koperasi, model bisnis dan mekanisme kerja Fenaco dengan para anggotanya, yang kunci keberhasilan Fenaco dalam menghadapi persaingan dengan pelaku usaha lain.

“Yang paling penting adalah apakah memungkinkan Fenaco membangun kemitraan usaha dengan Koperasi di Indonesia, sekaligus bagaimana model bisnis yang diharapkan atau direncanakan oleh Fenaco jika nantinya bermitra dengan Koperasi di tanah air,” ujar Menteri Teten.

Fenaco dikenal sebagai salah satu koperasi agrikultur terbesar di Swiss dengan 44 ribu anggota yang didominasi oleh petani, di mana Fenaco memiliki ekosistem yang baik dari hulu ke hilir mulai dari proses produksi hingga pemasaran produk anggotanya, sekaligus secara aktif masuk kedalam rantai pasok yang menghubungkan petani kepada konsumen.

Selain itu, kedua belah pihak juga berdiskusi terkait berbagai permasalahan koperasi yang terjadi di masing-masing negara, sekaligus upaya-upaya yang dapat dimaksimalkan untuk mengatasinya.

“Kami juga telah membahas berbagai permasalahan yang banyak ditemui di koperasi, khususnya koperasi agrikultur, dan dari diskusi tersebut ternyata banyak hal-hal yang bisa kita kolaborasikan melalui kerja sama lebih lanjut,” ujar Menteri Teten.

Kedepan, Teten berharap adanya tindak lanjut kerja sama antara KemenKopUKM dan Fenaco dalam berbagai bidang, khususnya dalam mengembangkan koperasi agrikultur.

“Kami sudah menemukan beberapa potensi yang dapat kami kerjasamakan antara koperasi Indonesia dengan Fenaco, khususnya dalam mengembangkan koperasi agrikultur," kata dia.

Terutama untuk tiga komoditas utama, yakni kopi, coconut sugar atau gula semut, dan rempah-rampah yang banyak diproduksi oleh pelaku usaha di tanah air dengan kualitas yang baik, dan juga sangat dibutuhkan di Swiss dalam pengembangan industrinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement