REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan, kinerja teknologi satelit Integrated Maritime Intelligent Platform atau Command Center masih bisa ditingkatkan untuk memantau kondisi perairan hingga kelestarian ekosistem pesisir.
"KKP membuka peluang kerja sama teknologi termasuk dengan Denmark. Penguatan teknologi ini sekaligus bentuk komitmen KKP dalam mengelola perairan laut secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan kesehatan ekosistem," ujar Trenggono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (21/1/2023).
Sementara itu, Dubes Denmark Lars Bo Larsen saat bertemu Menteri Trenggono menyampaikan keinginannya mendukung kebijakan KKP dalam mengelola perairan laut secara berkelanjutan, untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan kesehatan ekosistem. Pihaknya akan menyampaikan hasil pertemuan dengan Menteri Trenggono ke negaranya, sehingga ada kerja sama konkret antara Indonesia-Denmark, khususnya di bidang pengembangan teknologi.
Satelit teknologi Integrated Maritime Intelligent Platform atau disebut juga Command Center, mampu mendeteksi profil dan pergerakan kapal yang melintasi perairan Indonesia maupun Zona Ekonomi Eksklusif. Sistem ini juga dapat mendeteksi kelengkapan administrasi kapal di antaranya Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI).
Sistem ini, kata Trenggono, siap digunakan untuk mendukung implementasi kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota yang regulasinya dalam tahap penyelesaian. Dengan kebijakan tersebut, penangkapan ikan nantinya diatur menggunakan sistem kuota dan zonasi.
"Saya sangat mementingkan lingkungan. Selain itu, juga untuk kesejahteraan nelayan. Banyak yang dimiliki laut agar berkelanjutan. Kami ingin nelayan dapat menerima informasi terkini dan dapat memanfaatkan populasi ikan dengan baik. Ini tujuan kami," ujar Trenggono.