Kamis 19 Jan 2023 16:10 WIB

Kenaikan Suku Bunga BI Belum Bawa Rupiah Menguat

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan pada perdagangan Kamis (19/1/2023).
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan pada perdagangan Kamis (19/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan pada perdagangan Kamis (19/1/2023). Sore ini mata uang garuda melemah 16 poin di level Rp 15.104 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.077.  

Pelemahan rupiah terjadi di tengah keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI 7DRRR) sebesar 25 bps. Sehingga suku bunga saat ini berada di level 5,75 persen.

Baca Juga

Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan kenaikan suku bunga BI ini pada dasarnya bisa menjaga rupiah tidak terlalu melemah terhadap dolar AS. "Dengan demikian, suku bunga antara BI dan bank sentral AS, The Fed, melebar," kata Ariston, Kamis (19/1/2023).

Pergerakan rupiah dan dolar AS utamanya disebabkan faktor eksternal seperti kebijakan the Fed dan kekhawatiran resesi global. Hari ini kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi di AS mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya. 

 

Menurut Ariston, pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman seperti dolar AS. Data penjualan ritel dan produksi industri AS bulan Desember yang menurun memicu kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan resesi di AS.

Di sisi lain, pelaku pasar juga masih mempertimbangkan kemungkinan the Fed mengendurkan kenaikan suku bunga acuannya karena inflasi AS yang mulai menurun. Ini mendukung penguatan mata uang lain terhadap dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement