Rabu 18 Jan 2023 10:24 WIB

Investor Tunggu Kepastian Suku Bunga BI, Rupiah Melemah

Kebijakan BI akan memberikan pengaruh terhadap pergerakan rupiah terhadap dolar AS.

Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022) (ilustrasi). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (18/1/2023) pagi turun seiring investor menantikan hasil pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) terkait kebijakan suku bunga acuan.
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022) (ilustrasi). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (18/1/2023) pagi turun seiring investor menantikan hasil pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) terkait kebijakan suku bunga acuan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (18/1/2023) pagi turun seiring investor menantikan hasil pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) terkait kebijakan suku bunga acuan.

Rupiah pagi ini melemah 21 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp 15.186 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.165 per dolar AS. "Untuk rupiah sentimennya menunggu hasil pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia pada hari Kamis (19/1/2023). Kebijakan BI akan memberikan pengaruh terhadap pergerakan rupiah terhadap dolar AS," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama, dilansir ANTARA di Jakarta, Rabu (18/1/2023). 

Baca Juga

Revandra mengatakan, belum ada isu baru terkait faktor eksternal yang berpotensi mempengaruhi pergerakan rupiah. Nilai tukar rupiah hari ini diperkirakan berada di kisaran Rp 15.100 per dolar AS hingga Rp 15.250 per dolar AS.

Pada Kamis (19/1/2023), BI diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). Kenaikan suku bunga tersebut bertujuan untuk menahan laju inflasi karena harga komoditas dalam negeri cukup melambung tinggi.

Bank Indonesia dalam Rencana Anggaran Tahunan BI (RATBI) menargetkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada 2023 menurun ke level 3,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Gubernur BI Perry Warjiyo beberapa waktu lalu menuturkan selain mengendalikan inflasi, pada 2023 bank sentral akan terus mengendalikan nilai tukar rupiah agar lebih stabil, bahkan lebih menguat ke level Rp 15.070 per dolar AS. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 21-22 Desember 2022 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,5 persen. Suku bunga deposit facility juga dinaikkan sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen.

Sementara Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, ruang bagi Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) tetap terbuka hingga kuartal I 2023. Menurut dia, menaikkan suku bunga acuan merupakan langkah front-loaded, tindakan pre-emptive, dan berwawasan ke depan oleh BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan ekspektasi inflasi di tengah tekanan global maupun domestik.

Hal itu karena Indonesia masih dibayangi ketidakpastian di pasar keuangan global. Kondisi itu dapat menyebabkan permodalan arus keluar, yang memberi risiko terhadap stabilitas nilai tukar rupiah dan tekanan inflasi impor.

Pada Selasa (17/1/2023), rupiah ditutup melemah tajam 120 poin atau 0,80 persen ke posisi Rp 15.165 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.045 per dolar AS.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement