Selasa 17 Jan 2023 08:08 WIB

Surplus Neraca Perdagangan Jaga Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

Ke depan, BI terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
 Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta. Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
Foto: Republika/ Wihdan
Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta. Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2022 kembali mencatat surplus yakni 3,89 miliar dolar AS. Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. 

"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas kebijakan guna semakin meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan tertulisnya, Senin (16/1/2023) malam. 

Baca Juga

Kinerja positif tersebut melanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020. Meskipun begitu, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 5,13 miliar dolar AS.

Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Desember 2022 secara keseluruhan mencatat surplus 54,46 miliar dolar AS. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama pada 2021 sebesar 35,42 miliar dolar AS. 

Erwin menuturkan, surplus neraca perdagangan Desember 2022 bersumber dari berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas. Sedangkan defisit neraca perdagangan migas sedikit meningkat. 

Pada Desember 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat 5,61 miliar dolar AS. Perkembangan tersebut didukung oleh tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas, yang tercatat sebesar 22,35 miliar dolar AS. 

Tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas terutama bersumber dari kenaikan ekspor komoditas berbasis sumber daya alam. Seperti nikel, bijih logam, dan timah seiring dengan harga komoditas global yang masih tinggi. Selain itu, ekspor produk manufaktur, seperti mesin dan perlengkapan elektrik, serta pulp dari kayu, juga tercatat meningkat. 

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan India tetap tinggi dan menjadi kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia. Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat sedikit meningkat dari 1,69 miliar dolar AS pada November 2022 menjadi 1,73 miliar dolar AS pada Desember 2022.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement