Senin 16 Jan 2023 17:38 WIB

GNI Lakukan Investigasi Terkait Kerusuhan di Morowali

Bentrokan antarkaryawan berujung kericuhan di perusahaan smelter nikel di Morowali.

Foto tangkapan layar rusuh di Morowali.
Foto: Dok. Republika
Foto tangkapan layar rusuh di Morowali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) melakukan koordinasi dengan pihak berwenang untuk investigasi secara menyeluruh terkait dengan insiden unjuk rasa berujung kerusuhan yang terjadi di Kawasan Industri GNI pada Sabtu (14/1/2023).

"Kami sangat menyayangkan insiden tersebut. Pihak perusahaan akan berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk melakukan investigasi atas terjadinya peristiwa tersebut," ujar Head of Human Resources and General Affairs PT GNI Muknis Basri Assegaf dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin (16/1/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan, kerusuhan yang terjadi di Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah itu bukan saja merugikan perusahaan dan karyawan karena operasional pabrik harus terhenti, tapi juga merugikan masyarakat sekitar kawasan Industri.

Kerusuhan tersebut, disampaikan, mengakibatkan dua korban jiwa dan membuat aktivitas perusahaan terhenti.

Muknis mengungkapkan, pada Ahad (15/1/2023), telah dilakukan pertemuan yang dihadiri Direktur Intelkam Polda Sulteng dan Sekda Morut Musda Guntur yang didampingi Kapolres Morut dan Dandim Morowali dan Morowali Utara.

"Dalam pertemuan tersebut, semua pihak menyayangkan kejadian yang menimbulkan kerusakan dan merugikan banyak pihak, baik perusahaan, karyawan hingga warga sekitar pabrik yang terdampak aktivitas hariannya," imbuhnya.

Terkait isu yang beredar terjadi penganiayaan oleh oknum Tenaga Kerja Asing (TKA) terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan kekerasan terhadap pekerja perempuan, Muknis menekankan bahwa isu tersebut tidak benar.

Penyerangan terhadap karyawan terjadi saat jam operasional pabrik berlangsung sehingga aktivitas terhenti dan menimbulkan kerusakan parah dan penjarahan di 100 mess karyawan tenaga kerja lokal, perempuan dan tenaga kerja asing. Serta sekitar enam alat berat dan kendaraan operasional milik perusahaan terbakar.

"Mereka juga menyerang TKA agar berhenti bekerja. Dan setelah muncul kericuhan, mereka kemudian membakar dan menjarah mess perempuan tenaga kerja lokal, hingga menjarah mess TNI kemudian membakarnya," ungkapnya.

Muknis mengatakan, dalam rangkaian aksi tersebut Polres Morowali Utara berhasil mengamankan 70 orang terduga pelaku. Atas kejadian tersebut, terdapat sekitar sembilan orang luka-luka, serta dua orang tewas (satu tenaga kerja lokal dan satu orang TKA).

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement