Ahad 15 Jan 2023 20:42 WIB

Pertanian Pangan di Jadi Andalan Ekonomi Masyarakat Lebak

Kabupaten Lebak jadi lumbung pangan Banten dengan tanam seluas 110 ribu hektare.

Petani membajak sawah di Cibadak, Lebak, Banten, Senin (24/1/2022). Sektor pertanian pangan khususnya padi sawah di Kabupaten Lebak, Banten, hingga kini menjadi andalan ekonomi masyarakat dan mampu mensejahterakan kehidupan mereka.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/tom.
Petani membajak sawah di Cibadak, Lebak, Banten, Senin (24/1/2022). Sektor pertanian pangan khususnya padi sawah di Kabupaten Lebak, Banten, hingga kini menjadi andalan ekonomi masyarakat dan mampu mensejahterakan kehidupan mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, Sektor pertanian pangan khususnya padi sawah di Kabupaten Lebak, Banten, hingga kini menjadi andalan ekonomi masyarakat dan mampu mensejahterakan kehidupan mereka. "Kita meyakini pertanian beras dapat mendongkrak ekonomi masyarakat," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat di Lebak, Ahad (15/1/2023).

Pemerintah daerah mengapresiasi pencapaian produksi beras 2022 sebanyak 300.194 ton. Keberhasilan itu melibatkan koordinasi semua pihak, termasuk kelompok tani. Pencapaian target pangan itu dapat memenuhi ketersediaan beras di Kabupaten Lebak.

Baca Juga

Selama ini, sektor usaha pertanian pangan memberikan multiefek besar untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Mulai petani, pemetik, buruh panggul, tengkulak, pengemudi hingga pedagang pengecer.

Masyarakat Kabupaten Lebak yang mengembangkan sektor pertanian pangan didukung lahan begitu luas. Bahkan, wilayah Kabupaten Lebak masuk daerah lumbung pangan di Banten dengan tanam seluas 110 ribu hektare dengan tiga kali musim panen padi selama setahun. "Kami melihat usaha sektor pertanian pangan yang besar menyumbangkan pendapatan ekonomi masyarakat," kata Rahmat.

Menurut dia, pertanian pangan padi sawah di Kabupaten Lebak pada 2022 menghasilkan gabah kering sebanyak 545.807 ton. Jika dikonversikan menjadi beras mencapai 300.194 ton setara beras. Dengan produksi beras sebanyak itu dikalikan harga rata-rata Rp 9.500 per kilogram maka perputaran uang bisa mencapai triliunan rupiah.

"Kami meyakini perputaran uang sebesar itu dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat," kata Rahmat.

Ia mengatakan, pemerintah daerah mendorong agar petani yang sudah memasuki panen padi segera melaksanakan gerakan tanam serentak. Gerakan tanam serentak sangat menguntungkan petani, karena dapat mencegah berbagai penyakit hama tanaman juga masa panen berbarengan, sehingga produksi pangan melimpah.

Selain itu juga petani dapat mengembangkan budidaya tanaman hortikultura jenis aneka sayuran dan buah-buahan jika panen bisa menggulirkan perputaran ratusan miliar rupiah per tahun. Bahkan saat musimnya, buah-buahan seperti durian, mangga, rambutan, koranji, dukuh, termasuk pisang dipasok ke luar daerah hingga ekspor ke Timur Tengah.

Produksi tanaman palawija seperti jagung kacang, tanah, dan umbi-umbian pada 2022 sebanyak 37.121 ton. Ditambah usaha perkebunan, seperti kelapa, melinjo, aren, sawit, kakao, kopi dan karet, uang yang bergulir di masyarakat bisa mencapai ratusan miliar rupiah per tahun.

"Kami setiap tahun mendorong petani dapat meningkatkan areal penanaman sehingga produksi dan produktivitas menguntungkan usaha masyarakat itu," kata dia.

Rahmat melanjutkan, sebagian besar warga Kabupaten Lebak dengan penduduk 1,3 juta hasil pendataan 2021 berprofesi usaha pertanian dan perkebunan, karena didukung lahan yang luas. Pemerintah daerah terus meningkatkan usaha sektor pertanian dan perkebunan menjadi andalan ekonomi masyarakat dan diharapkan bisa mensejahterakan.

Saat ini, program pertanian menjadi skala prioritas pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi krisis global. "Kami bersama pemangku kepentingan termasuk petani terus menggenjot produksi pangan dengan penerapan teknologi budi daya pertanian. Mulai penggunaan benih unggul, penanaman, hingga penanganan pascapanen," kata Rahmat menjelaskan.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sukabungah Desa Tambak Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Ruhyana mengatakan, produksi pangan hasil pengembangan anggota kelompok petani di wilayahnya sekitar 35 ton setara beras per bulan. Dari 35 ton itu, kata dia, perputaran uang bisa mencapai di atas Rp 3 miliar per bulan bila harga beras Rp 9.000 per Kg.

"Keberhasilan mengembangkan usaha pertanian padi sawah itu tidak lepas peran pemerintah melalui penyaluran bantuan benih varietas unggul, pupuk, pestisida dan perbaikan jaringan irigasi," kata Ruhyana menjelaskan.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement