REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun menyosialisasikan kebijakan terbaru pariwisata Indonesia kepada sejumlah awak media setempat. Hal tersebut sebagai upaya untuk menjaring wisatawan asing sebanyak-banyaknya pada musim libur panjang Tahun Baru Imlek.
"Setelah pembatasan kegiatan masyarakat dicabut, Indonesia membuka diri bagi wisatawan," kata Dubes RI dalam pertemuan dengan media China di Wisma Duta KBRI Beijing, China yang dilansir Antara, Sabtu (14/1/2023).
Menurut dia, Indonesia membuka pintu bagi wisatawan asing dengan persyaratan minimum sebagaimana Surat Edaran Gugus Tugas Covid-19 Nomor 25 Tahun 2022. Para wisatawan disyaratkan mengunduh aplikasi "Peduli Lindungi", kemudian saat tiba di Indonesia menunjukkan bukti vaksinasi Covid-19 dan memiliki suhu tubuh tidak lebih dari 37,5 derajat Celcius.
"Bagi yang positif sesuai hasil tes PCR atau antigen, tapi tidak menunjukkan gejala Covid-19 boleh melakukan isolasi mandiri di hotel atau di rumah," kata Djauhari.
Untuk yang menunjukkan gejala sedang hingga berat, lanjut Djauhari, akan dirujuk ke rumah sakit yang biasa menangani pasien Covid-19.
Terkait dengan visa, dia menganjurkan wisatawan China untuk menggunakan visa saat kedatangan (VoA) dengan biaya sebesar Rp 500 ribu atau sekitar 218,5 yuan. VoA tersebut berlaku selama 30 hari dan bisa diperpanjang satu kali untuk 30 hari lagi.
Dalam kesempatan tersebut, Djauhari menyampaikan berbagai agenda penting, seperti Festival Danau Toba pada Februari, Moto GP Lombok pada Oktober, dan Piala Dunia U-20 pada Mei-Juni. Dia mengatakan, target kunjungan pariwisata di Indonesia selama 2023-2024 adalah 1,4 miliar kunjungan wisatawan domestik dan 7,4 juta kunjungan wisatawan mancanegara, separuhnya ke Bali.
"Indonesia menargetkan 4,4 juta lapangan kerja baru di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Djauhari, menambahkan.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin mengapresiasi persiapan pemerintah Indonesia dalam menyambut wisatawan China. Persiapan tersebut sebagaimana disampaikan Wang dalam pengarahan pers di Beijing pada Kamis (12/1/2023) adalah dengan mengerahkan pemandu wisata berbahasa Mandarin.