REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Holding BUMN industri pertambangan (MIND ID) Hendi Prio Santoso mengatakan, masing-masing anggota MIND ID tidak hanya menjalankan praktik pertambangan, tetapi juga mendorong percepatan hilirisasi.
Saat ini, PT Antam sedang berfokus pada implementasi inisiatif strategis pengembangan hilirisasi nikel. Sejauh ini perseroan masih menyelesaikan proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Kemajuan konstruksi pabrik feronikel berkapasitas 13.500 ton itu telah mencapai 98 persen dan diharapkan bisa beroperasi pada semester kedua tahun ini. Ketika pabrik itu beroperasi, maka bisa menambah portofolio total kapasitas produksi terpasang feronikel tahunan Antam menjadi 40.500 ton.
PT Freeport Indonesia (PTFI) juga fokus pada hilirisasi tembaga dengan membangun pabrik hilirisasi baru. Smelter Manyar menjadi fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga kedua milik PTFI yang tengah dibangun di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, dengan luas total sekitar 100 hektare. Smelter Manyar dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar dua juta ton per tahun. "Kapasitas itu menjadikan Smelter Manyar sebagai tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia," kata Hendi, Jumat (13/1/2023).
Hasil pengolahan Smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun. Dengan demikian, setelah Smelter Manyar beroperasi, PTFI mampu mengolah tiga juta ton konsentrat tembaga per tahun.
Sedangkan upaya Inalum meningkatkan kapasitas produksi salah satunya hadir melalui anak perusahaannya, yaitu Indonesia Aluminium Alloy (IAA). Saat ini IAA sudah melakukan soft commissioning memastikan mesin-mesinnya siap beroperasi dan mendaur ulang aluminium.
"Dengan beroperasinya PT IAA tersebut, Inalum mampu menargetkan peningkatan kapasitas 21 ribu ton per tahun," kata Hendi.
PT Timah Tbk juga turut mewujudkan program hilirisasi melalui penggunaan teknologi terbaru dalam pengolahan komoditas timah. Teknologi bernama peleburan Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace merupakan babak baru transformasi teknologi dalam pengolahan timah.
"TSL Ausmelt Furnace adalah strategi Timah untuk menjawab tantangan yang dihadapi industri pertambangan timah saat ini. Terkhusus memaksimalkan konsentrat timah kadar rendah," ungkap Hendi.
Fasilitas TSL Ausmelt Furnace mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40 persen dengan kapasitas produksi 40 ribu ton crude tin per tahun atau 35 ribu metrik ton ingot per tahun.
Mind ID sebagai holding industri pertambangan menjalin sinergi dan kolaborasi antaranggotanya serta mendorong apa yang dicita-citakan Presiden Joko Widodo dengan mendorong hilirisasi. "Itu semua guna meningkatkan nilai tambah komoditas produk tambang serta mampu memperkuat bisnis inti perusahaan," kata Hendi.