Rabu 11 Jan 2023 12:24 WIB

Banten Mulai Masuki Masa Panen Gabah, Produktivitas Diklaim Naik

Panen gabah di sentra beras Banten saat ini sudah mencapai 6 ton per hektare.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Warga memanen padi di daerah Gedebage, Kota Bandung, Selasa (3/1/2023). Faktor gangguan cuaca seperti tingginya intensistas hujan mengakibatkan fluktuasi harga gabah. Selain itu, kenaikan harga beras disejumlah daerah disebabkan masa panen padi yang sudah selesai dan hasil panen tidak sebanyak tahun lalu.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga memanen padi di daerah Gedebage, Kota Bandung, Selasa (3/1/2023). Faktor gangguan cuaca seperti tingginya intensistas hujan mengakibatkan fluktuasi harga gabah. Selain itu, kenaikan harga beras disejumlah daerah disebabkan masa panen padi yang sudah selesai dan hasil panen tidak sebanyak tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah sentra perberasan wilayah Provinsi Banten mulai memasuki musim panen di awal tahun ini. Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim terdapat peningkatan produktivitas padi yang dihasilkan para petani.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi, mengatakan, panen gabah di sentra beras Banten saat ini sudah mencapai 6 ton per hektare. Salah satunya di wilayah Pandeglang yang sudah memasuki periode tanam.

Baca Juga

Lebih detail, panen dilakukan serentak di Keltan Berdikari seluas 27 ha, Desa Margagiri 220 ha dan Kecamatan Pagelaran 1.718 ha dengan penggunaan varietas inpari 32 dan Rata-rata produksi mencapai 6 ton per ha.

Menurut dia, tingginya produktivitas Banten menjadi bukti keadaan beras melimpah. Pihaknya pun berharap, Banten dapat menjadi salah satu penyumbang produksi beras terbesar di tingkat nasional.

 

 

"Tahun 2022 provinsi Banten berada di peringkat ke 8 penghasil beras nasional. Saya kira ini berkat kerja keras semua pihak. Alhamdulillah beras kita melimpah karena produksi di pandeglang mencapai 6 ton per hektar," katanya dalam keterangan resmi, diterima Republika.co.id, Rabu (11/1/2023).

Suwandi mengatakan, peningkatan produktivitas harus terus ditingkatkan untuk memperkuat ketersediaan pangan dalam negeri, terutama menghadapi berbagai tantangan dan ancaman krisis global.

"Ini sudah luar biasa tetapi kita perlu lagi meningkatkan indeks pertanaman dengan berbagai teknologi yang ramah lingkungan dan efisien dalam pembiayaanya," katanya.

Lebih lanjut, Kementan juga mendorong agar para petani di Banten menambah lebih banyak angka Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai salah satu jalan bagi kemajuan usaha tani di wilayah Pandeglang. Penggunaan KUR bisa menjadi solusi pasti atas meningkatnya produksi.

"Tahun lalu KUR (di Banten) mencapai Rp 105 triliun dan ini naik dua, tiga kali lipat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Karena itu saya berharap segera diakses KUR-nya untuk memberikan fasilitasi kepada petani yang kesulitan modal sehingga proses produksi bisa berjalan dengan baik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement