Selasa 10 Jan 2023 13:06 WIB

Waspadalah, Waspadalah! Jokowi: 36 Negara Antre Jadi Pasien IMF

Jokowi kembali mengingatkan seluruh pihak untuk berhati-hati.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ahmad Fikri Noor
Presiden Indonesia Joko Widodo (kiri) menyapa Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva selama KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Selasa 15 November 2022. Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan seluruh pihak untuk berhati-hati meskipun saat ini perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang baik jika dibandingkan negara-negara lainnya.
Foto: Mast Irham/Pool Photo via AP
Presiden Indonesia Joko Widodo (kiri) menyapa Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva selama KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Selasa 15 November 2022. Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan seluruh pihak untuk berhati-hati meskipun saat ini perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang baik jika dibandingkan negara-negara lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan seluruh pihak untuk berhati-hati meskipun saat ini perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang baik jika dibandingkan negara-negara lainnya. Sebab, menurut Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva, lanjut dia, pada tahun ini diprediksi sepertiga ekonomi dunia akan mengalami resesi.

"Kita semuanya harus hati-hati, kita semuanya harus kerja lebih keras lagi. Meskipun kita tumbuh baik, di tahun 2022, tapi hati-hati. Karena managing directornya IMF Kristalina Georgieva menyampaikan tahun 2023 sepertiga ekonomi dunia diprediksi akan mengalami resesi,” ujar Jokowi dalam sambutannya di HUT PDI Perjuangan, di Jakarta, Selasa (10/1/2023).

Baca Juga

Meskipun ada beberapa negara yang tidak terkena resesi, menurut Jokowi, ratusan juta penduduk justru akan tetap merasakan keadaan resesi ini. Berdasarkan informasi dari Menteri Keuangan, tercatat sebanyak 16 negara saat ini sudah menjadi pasien IMF karena ekonominya ambruk.

Sedangkan 36 negara lainnya pun tengah mengantre di IMF karena juga sudah tidak memiliki kekuatan ekonomi di dalam negeri. Jokowi menegaskan, hal ini disampaikannya bukan untuk menakut-nakuti, namun untuk meningkatkan kehati-hatian dan kewaspadaan.

“Oleh sebab itu, saya tidak menakut-nakuti, tapi kita semuanya harus hati-hati dan waspada. Jangan keliru kebijakan, jangan keliru policy sehingga membawa kita kepada sebuah kekeliruan besar. Itu yang harus kita jaga bersama-sama,” kata dia.

Jokowi mengatakan, saat dunia mengalami tahun yang sulit pada 2022 lalu, Indonesia justru tidak merasakannya. Sebab, perekonomian Indonesia justru tumbuh pada kondisi yang normal. Hal ini, kata dia, didukung oleh pondasi infrastruktur Indonesia yang telah terbangun.  

“Dan sekali lagi, Alhamdulillah Indonesia termasuk yang mampu bertahan sampai saat ini karena pondasi yang telah kita bangun, yaitu infrastruktur untuk Indonesia Maju,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement