Jumat 30 Dec 2022 21:42 WIB

NFA Salurkan Sarana Rantai Dingin dan Pengering ke 8 Provinsi

NFA salurkan sarana rantai dingin ke Aceh untuk dukung sentra bawang merah

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi.  Badan Pangan Nasional (NFA) telah mendistribusikan sarana rantai dingin berupa cold storage, air blast freezer, dan reefer container, serta sarana pengering produk berupa heat pum dryer ke sentra produksi pangan di delapan provinsi. Langkah tersebut merupakan bagian dari penguatan ekosisitem pangan nasional dari sisi pengelolaan stok untuk menjaga ketersediaan dan pasokan pangan sepanjang musim.
Foto: Badan Pangan Nasional
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi. Badan Pangan Nasional (NFA) telah mendistribusikan sarana rantai dingin berupa cold storage, air blast freezer, dan reefer container, serta sarana pengering produk berupa heat pum dryer ke sentra produksi pangan di delapan provinsi. Langkah tersebut merupakan bagian dari penguatan ekosisitem pangan nasional dari sisi pengelolaan stok untuk menjaga ketersediaan dan pasokan pangan sepanjang musim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (NFA) telah mendistribusikan sarana rantai dingin berupa cold storage, air blast freezer, dan reefer container, serta sarana pengering produk berupa heat pum dryer ke sentra produksi pangan di delapan provinsi. Langkah tersebut merupakan bagian dari penguatan ekosisitem pangan nasional dari sisi pengelolaan stok untuk menjaga ketersediaan dan pasokan pangan sepanjang musim.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, Jumat, (30/12/2022), di Jakarta mengatakan, NFA telah mendistribusikan sarana rantai dingin dan pengering produk untuk memperpanjang umur simpan produk panga ke Provinsi Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

“Untuk Aceh kita telah serahkan cold storage dan heat pump dryer untuk mendukung sentra produksi bawang merah dan cabai di Kabupaten Pidie serta cabai di Kabupaten Aceh Besar. Begitu juga di Sumatera Barat diserahkan cold storage untuk mendorong pengembangan produksi bawang merah di Kabupaten Solok. Di Lampung diserahkan air blast freezer untuk mendukung penyimpanan daging sapi di Kabupaten Lampung Timur,” kata Arief.

Sementara itu, di Jawa Barat sebagai salah satu sentra pangan nasional, ia melanjutkan, telah menyerahkan enam unit sarana rantai dingin dan pengering produk, antara lain di sentra cabai dan bawang di Kabupaten Bandung serta daging ayam di Kabupaten Cianjur dan Ciamis.

“Di Pulau Jawa, sebagai sentra produksi pangan, kita salurkan 10 unit, enam di Jawa Barat, dua di Jawa Tengan tepatnya di Kabupaten Brebes untuk komoditas bawang merah dan Kota Semarang untuk daging ayam, serta dua unit lainnya di Kota Malang, Jawa Timur untuk komoditas bawang merah dan daging ayam,” jelasnya.

Untuk mendukung stok di wilayah Indonesia Timur, ia mengatakan, sarana rantai dingin NFA ditempatkan di Kabupaten Bima NTB sebagai sentra produksi bawang merah dan di wilayah Sulawesi Selatan, yaitu di Kota Makassar dan Kota Pare-pare sebagai sentra produksi daging sapi.

“Sarana ini kita salurkan kepada stakeholder pangan seperti Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, dan Koperasi yang ada di masing-masing kabupaten/kota untuk dikelola,” ucapnya.

Walaupun masih jauh dari cukup, Arief menambahkan, melalui program ini NFA bersama Pemerintah Daerah, Petani/Peternak, Pelaku Usah di 8 wilayah sudah memulai upaya peningkatan sarana untuk memperpanjang umur simpan produk. Kedepannya program ini akan terus didorong serta ditingkatkan pelaksanaannya.

“Tujuan utamanya memastikan setiap daerah sentra memiliki fasilitas penyimpanan pangan yang baik untuk memperpanjang masa simpan, kualitas serta menjaga stok dan kesetimbangan harga komoditas unggulan di wilayahnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Arief mengatakan, program ini dapat menyelaraskan produktivitas dengan stabilitas stok dan harga. Rantai dingin dapat memperpanjang masa simpan produk, sehingga komoditas yang melimpah saat musim panen bisa diserap secara maksimal, lalu disimpan dan didistribusikan saat tidak terjadi panen.

“Dengan adanya sarana rantai dingin di sentra-sentra produksi pangan, produk pangan yang masa simpannya pendek seperti cabai, bawang, daging ayam, dan daging sapi bisa disimpan dalam waktu yang lebih panjang tanpa menurunkan kualitas produk. Langkah ini efektif untuk mengamankan stok. Dengan stok yang selalu tersedia kita bisa lakukan intervensi untuk menekan harga saat terjadi kelangkaan,” jelasnya.

Arief meyakini, sarana rantai dingin yang terus dikembangkan jangkauannya dapat memutus permasalahan pangan yang kerap berulang. “Di mana saat musim panen tiba harga jual di petani dan peternak jatuh dikarenakan produk melimpah, sebaliknya di luar musim panen produk langka sehingga harga melonjak.

Melalui kolaborasi yang berkelanjutan dalam program ini, secara bertahap kita bisa memutus siklus tersebut,” jelasnya.

Arief menambahkan, keberadaan sarana tersebut juga disiapkan untuk mendukung pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) No. 125 tahun 2022. Sejumlah sarana telah disalurkan kepada PT Berdikari sebagai bagian dari Holding BUMN Pangan ID FOOD yang mendapatkan tugas sebagai pengelola CPP.

“Kita sudah serahkan tiga unit fasilitas berupa air blast freezer dan reefer container kepada Berdikari masing-masing di Kota Makassar, Pare-pare, dan Cianjur. Dukungan tersebut ditargetkan meningkatkan kapasitas penyimpanan dan mendorong ketersediaan stok daging sapi dan unggas,” ujarnya.

Upaya ini, menurut Arief, juga sebagai kontribusi NFA mendorong pemanfaatan teknologi di sektor pangan untuk menunjang ketersediaan dan stabilisasi harga. Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI yang meminta agar stok pangan dalam negeri betul-betul dijaga sebagai antisipasi menghadapi potensi krisis pangan global.

“Salah satu upaya konkrit yang dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi. Teknologi mendorong efisiensi dan efektifitas proses produksi yang berdampak pada peningkatan nilai tambah dan daya saing produk,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement