REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Barrick Gold Corp, produsen logam mulia terbesar di dunia, melihat Indonesia sebagai tempat yang memungkinkan untuk menjadi tujuan eksplorasi dalam memburu cadangan emas dan tembaga di seluruh Asia Selatan.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (30/12/2022), tim eksplorasi Asia-Pasifik perusahaan tengah mencari endapan di sepanjang sabuk mineral yang membentang dari Pakistan hingga Papua Nugini, menurut keterangan dari Chief Executive Officer Mark Bristow.
Barrick tidak memiliki kegiatan eksplorasi yang dikonfirmasi di Indonesia. "Namun, tentu saja itu bagian dari evaluasi kami pada tahap ini,” kata Bristow dalam sebuah wawancara.
Sabuk metalogenik Eurasia Tethyan, kata Bristow, akan menjadi perdagangan Andes baru. Itu mengacu pada kawasan Asia Selatan yang sedang dijelajahi Barrick. "Itu punya sumbangan besar," ujarnya.
Diketahui, Barrick memiliki aset di kedua ujung sabuk itu— yakni berupa tambang emas Porgera di Papua Nugini dan tambang tembaga-emas Reko Diq di Pakistan. Indonesia sebagai pusat ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memiliki sumber daya yang melimpah termasuk nikel, tembaga, dan emas yang menjadikannya pemain utama untuk proyek-proyek penting untuk produksi kendaraan listrik dan logam mulia.
Indonesia juga telah menjalankan kebijakan yang dirancang untuk menjaga kekayaan mineral tersebut di dalam perbatasannya dengan membatasi ekspor dan mendorong lebih banyak pemrosesan di dalam negeri.