REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelolaan keuangan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan agar bisnis berjalan lancar. Tapi terkadang proses pembayaran dalam bisnis terhambat karena pengelolaan keuangan kurang tepat atau masih berjalan manual.
Guna mencegah hambatan itu, saat ini telah tersedia layanan pembayaran lewat satu pintu ke banyak penerima, salah satunya layanan disbursement PrismaLink. Disbursement merupakan pembayaran terkait pembukuan, pencatatan, serta pengeluaran dana dalam perusahaan.
Layanan disbursement bisa menjadi solusi pembayaran ke berbagai rekening dan e-wallet se-Indonesia tanpa melewati proses input manual. Layanan ini pun bisa digunakan dalam proses refund, pembayaran kepada pihak ketiga, penarikan dana dari situs atau aplikasi, pembayaran gaji (payroll), program cashback, transfer dana ke peminjam untuk P2P, dan lain sebagainya.
CEO PrimaLink Laksono menyampaikan PrismaLink mengembangkan layanan disbursement untuk melengkapi kebutuhan pelanggan dan mitra.
"Ini komitmen kami untuk fokus dalam pengembangan produk dan menjadi payment gateway terbaik di Indonesia," kata Laksono dalam keterangan pers pada Senin (19/12).
Tercatat, saat ini layanan disbursement PrismaLink sudah digunakan oleh merchant e-commerce. Layanan ini mempunyai sejumlah kelebihan. Di antaranya merchant dapat mempermudah dan mempercepat proses transfer dana, mengirimkan dana ke banyak akun secara real time, memudahkan proses audit dengan disbursement history, meminimalisir human error, dan mengoptimalkan performa perusahaan melalui proses otomatisasi.
Laksono menyebut kehadiran layanan disbursement semakin melengkapi ragam solusi pembayaran yang dimiliki PrismaLink, baik pay-in maupun pay-out.
"Pelanggan dan mitra dapat menggunakan layanan kami untuk seluruh kebutuhan pembayaran mereka (one stop shopping)," ujar Laksono.
Selain itu, layanan disbursement PrismaLink dilengkapi dengan sistem verifikasi nama dan nomor rekening. Sehingga jika data penerima dana tidak sesuai dengan data bank, maka transaksi tidak bisa dilaksanakan. Selanjutnya, setiap transaksi diamankan lewat signature yang dibentuk menggunakan secret parameter.
"Kami menggunakan sistem keamanan berlapis agar terhindar dari kebocoran atau kehilangan data dan proses verifikasi nama serta nomor rekening dapat membantu menghindari kesalahan transfer," ucap Laksono.
Diketahui, setelah terhubung dengan Application Programming Interface (API) dari PrismaLink, merchant dapat menjalankan transaksi disbursement melalui API dengan menggunakan parameter yang diperlukan seperti nama dan nomor rekening penerima, bank tujuan dan nominal dana yang akan dikirimkan. Setelah lolos proses pengecekan keamanan, maka dana akan dikirimkan secara otomatis kepada penerima.
"Ke depannya layanan disbursement PrismaLink akan mengikuti standarisasi dari Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) Bank Indonesia," sebut Laksono.