Kamis 15 Dec 2022 06:23 WIB

Wapres Dukung KEK Tanjung Lesung Jadi Wisata Internasional

Tanjung Lesung merupakan KEK pariwisata pertama yang ditetapkan pemerintah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga menikmati matahari terbenam di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, Minggu (4/12/2022). Pantai yang berada di KEK Tanjung Lesung merupakan destinasi wisata yang menawarkan pemandangan matahari tenggelam (sunset).
Foto:

Begitu pula dengan Gubernur Banten, dia memastikan akan mendorong Pemerintah Provinsi Banten turut mendukung pengembangan wisata tersebut. Apalagi, saat ini Pemprov Banten tengah merancang berbagai program percepatan pembangunan di wilayahnya.

“Memang Gubernur (Banten) membuat percepatan pembangunan atas berbagai masalah di Banten dan sudah melaporkan kepada saya, termasuk (pemanfaatan lahan) di kanan-kiri tol juga masuk jadi salah satu program,” ujarnya.

Komisaris Utama PT BWJ Setyono Djuandi Darmono menjelaskan, pengembangan KEK Tanjung Lesung telah digagas sejak 31 tahun lalu dengan keunggulan strategisnya pada marina. Namun, pembangunan fasilitas ini belum ada tindak lanjut dari pemerintah. 

 

Padahal menurutnya, marina menjadi daya tarik utama bagi wisatawan mancanegara. Sebab, Jakarta—Tanjung Lesung harus ditempuh dalam 5 hingga 7 jam perjalanan darat ketika kondisi macet.

 

 

“Begitu marina jadi, kami juga bangun hotel-hotel. Ditambah lagi arah ke Panimbang, ini nanti sodetannya banyak, ke Malimping, sampai ke Pelabuhan Ratu, akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi ke seluruh daerah dari selatan sampai juga di Jawa Barat selatan yang sangat miskin,” ujar Darmono.

Dia menyebutkan perhitungan ekonomi, baik dari sisi pemerintah maupun sisi masyarakat. Marina akan dikembangkan di area seluas 40 ha dengan 600 dermaga yang mampu menampung kapal berkapasitas 5.000 penumpang.

“Marina jangan yang tanggung, harus yang paling besar di Asia Tenggara, karena Selat Sunda adalah pintu gerbang Indonesia untuk seluruh Indonesia,” kata Darmono.

Di samping itu, Darmono berharap, pembangunan marina ini dapat mendorong perbaikan-perbaikan regulasi di Indonesia. Ia menggambarkan, perizinan bagi wisatawan dari Singapura dengan menggunakan kapal ke Indonesia memerlukan waktu 3 minggu, sebaliknya, cukup 1 jam dari Indonesia ke Singapura.

“Ini (keberadaan marina) akan membuat kita melakukan perbaikan-perbaikan regulasi. Jadi, ini penting, tidak hanya untuk Banten sebenarnya, untuk Indonesia juga,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement