REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) menjelaskan, Indonesia membutuhkan investasi tak sedikit untuk bisa mengejar target produksi 1 juta barel minyak per hari. Kebutuhan akan migas ini tetap diperlukan meski Indonesia juga melakukan transisi energi.
Senior Upstream Oil Industry Analyst Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) Mohammad A Al Kazimi menjelaskan, untuk bisa memproduksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030, Indonesia membutuhkan kegiatan eksplorasi yang tidak sedikit.
"Pengembangan dan upaya pembangunan infrastruktur juga eksplorasi butuh dana yang tidak sedikit. Indonesia membutuhkan paling tidak 179 miliar dolar AS untuk bisa mencapai target ini," ujar Al Kazimi di IOG, Badung, Bali, Kamis (24/11/2022).
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, target 1 juta barel masuk dalam program jangka panjang untuk penuhi kebutuhan energi nasional. Meski membutuhkan dana tak sedikit dan tantangan transisi energi, Dwi optimis Indonesia masih bisa mencapai target ini.
Dwi menjelaskan, karena modal untuk mengejar target 2030 ini besar, diperlukan kolaborasi antara kontraktor, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku usaha di industri migas. "Maka pemerintah dan SKK Migas perlu memperkuat kolaborasi dan kerjasama baik dari global maupun dalam negeri," ujar Dwi.