Rabu 23 Nov 2022 13:05 WIB

Industri Hulu Migas Optimalkan Potensi LNG untuk Transisi Energi

LNG memegang peran penting dalam transisi dari energi fosil ke energi bersih.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
terminal LNG (ilustrasi). LNG memegang peran penting dalam transisi dari energi fosil ke energi bersih.
Foto: seashipnews.com
terminal LNG (ilustrasi). LNG memegang peran penting dalam transisi dari energi fosil ke energi bersih.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mengambil kesempatan momen transisi energi untuk meningkatkan produktifitas produksi, khususnya optimalisasi pemanfaatan gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan Indonesia sudah berkomitmen dalam transisi energi sebagai salah hasil utama dari pertemuan G20. Namun, ia tak menampik bahwa dengan kebutuhan migas hari ini di Indonesia tetap membutuhkan upaya maksimal dari sektor hulu migas untuk bisa meningkatkan produksi.

Baca Juga

"Dengan peningkatan produksi bisa menekan angka impor minyak kita dan itu langkah penting untuk bisa menjaga neraca perdagangan," ujar Luhut di Nusa Dua, Rabu (23/11/2022).

Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto menjelaskan selain tantangan global, industri minyak dan gas menghadapi tantangan transisi energi. Namun, SKK Migas melihat transisi energi ini malah menjadi momentum untuk industri hulu migas bisa meningkatkan potensi LNG dalam negeri.

 

"LNG memegang peran penting dalam transisi dari energi fosil ke energi bersih. Apalagi saat ini permintaan gas alam meningkat seiring dengan situasi global saat ini. Terutama untuk mengiringi pertumbuhan ekonomi di negara Asia dan berkembang lainnya," ujar Dwi di kesempatan yang sama.

Dwi mengatakan dengan potensi LNG yang ada di Indonesia saat ini sekaligus bisa mendorong pertumbuhan investasi di Indonesia. "Sebagai negara dengan pengalaman luas sebagai Produsen LNG, Indonesia memiliki peluang bagus untuk menarik investasi," ujar Dwi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement