Rabu 16 Nov 2022 11:56 WIB

Cukup Rp 39,31 Triliun, Laba BRI dalam Sembilan Bulan

BRI mampu menjaga fundamental kinerja keuangan yang positif dengan fokus pada UMKM

BRI mampu menjaga fundamental kinerja keuangan yang positif dengan fokus pada UMKM.
Foto:

Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan yang cukup sebagai langkah antisipatif. NPL Coverage BRI tercatat sebesar 278,79%, di mana angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Kuartal III tahun lalu yang sebesar 252,86%.

Kemampuan BRI dalam menjaga kualitas aset juga tercermin dari terus menurunnya tren Loan at Risk (LAR). Hingga akhir kuartal III 2022 tercatat LAR BRI sebesar 19,28%, turun dibandingkan dengan LAR pada kuartal III 2021 sebesar 25,62%.

Dalam hal penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI berhasil mencatatkan kinerja positif. Hingga akhir kuartal III 2022, DPK BRI tercatat tumbuh positif menjadi Rp 1.139,77 triliun.

Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, di mana secara year on year meningkat sebesar 10,22%. Apabila dirinci, giro tercatat tumbuh 18,99% dan tabungan tumbuh 6,37%. Secara umum saat ini proporsi CASA BRI konsolidasian tercatat 65,43%, meningkat signifikan dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,60%. Hal tersebut memberikan dampak positif diantaranya dari beban bunga yang tercatat menurun sebesar 9,12% secara yoy, dan biaya dana (Cost of Fund) BRI secara konsolidasian juga terus turun menjadi sebesar 1,94%.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal ini terlihat dari LDR bank secara konsolidasian yang terjaga di level 88,51% dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,14%.

Komitmen BRI Dorong Inklusi Keuangan 

Selaras dengan isu prioritas Presidensi G20 yang saat ini tengah berlangsung di Bali, BRI juga berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan inklusi keuangan sebagai salah satu fokus perseroan, sebagaimana salah satu aspirasi BRI untuk menjadi ‘Champion of Financial Inclusion’ pada tahun 2025.

“BRI telah menyiapkan strategi hybrid bank dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Strategi tersebut diantaranya yakni melalui Integrasi Ekosistem Ultra Mikro serta memperluas layanan Agen BRILink,” imbuh Sunarso.

Tepat satu tahun keberadaaan Holding Ultra Mikro (UMi) telah memberikan dampak positif terhadap grass root economy, utamanya pelaku usaha Ultra Mikro. Hal ini ditunjukkan dengan keberhasilan Holding UMi mengintegrasikan 28,1 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan sebesar Rp 196,6 triliun. Penabung baru UMi pun telah mencapai 6,9 juta atau melebihi target awal yang sebanyak 3,3 juta.

Untuk co-location Sentra Layanan Ultra Mikro atau “SENYUM” yang memungkinkan nasabah bisa mendapatkan layanan keuangan dari tiga entitas dalam satu tempat, gerai Senyum telah mencapai 1.003 lokasi atau sudah lebih besar dari target awal adalah 978 lokasi Gerai Senyum. Tidak hanya itu, Nasabah PNM Mekaar yang kini tergabung sebagai AgenBRILink sudah mencapai 47,2 ribu.

Khusus untuk Agen BRILink, hingga akhir September 2022 BRI telah memiliki 597.177 agen yang tersebar diseluruh Indonesia. “Agen-agen ini telah melayani transaksi finansial sebanyak 799 juta transaksi, dengan volume transaksi mencapai Rp 963 triliun dalam sembilan bulan,” jelasnya.

Sunarso juga mengungkapkan bahwa disamping memberikan Fee Based Income bagi BRI sebesar Rp 1 triliun, Agen BRILink juga memberikan economic sharing fee yang diterima oleh para agen, yang diproyeksikan dapat mencapai Rp 2 triliun sampai dengan Rp 3 triliun.

Menutup paparannya, Sunarso mengungkapkan bahwa pihaknya menatap akhir tahun 2022 serta menyambut tahun 2023 dengan optimis. “Oleh karenanya, BRI akan terus melakukan transformasi yang berkelanjutan untuk mempertahankan kinerja yang prominen, dan dapat terus tumbuh sehat dan semakin tangguh,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement