Selasa 15 Nov 2022 21:15 WIB

Jokowi: Pembangunan IKN Buka Peluang Investasi 20,8 Miliar Dolar AS

Pemindahan ibu kota negara membutuhkan pembangunan infrastruktur.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden Indonesia Joko Widodo berbicara pada penutupan KTT B20 menjelang KTT para pemimpin G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Senin, 14 November 2022.
Foto: AP Photo/Aaron Favila
Presiden Indonesia Joko Widodo berbicara pada penutupan KTT B20 menjelang KTT para pemimpin G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Senin, 14 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) akan membuka peluang investasi hingga sebesar 20,8 miliar dolar AS di berbagai sektor infrastruktur. Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan paparannya dalam acara Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) di KTT G20 Bali, Selasa (15/11/2022).

“Indonesia tengah mendorong pemerataan pembangunan melalui pemindahan ibu kota ke Nusantara. Ini akan membuka peluang investasi sebesar 20,8 miliar dolar di berbagai sektor infrastruktur,” kata Jokowi.

Baca Juga

Dalam paparannya, Jokowi menegaskan bahwa Indonesia akan selalu mendukung penguatan pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang. Ia menyebut, krisis multi-dimensional yang tengah dihadapi dunia membawa tantangan tersendiri bagi pembangunan infrastruktur di negara berkembang termasuk melalui penyusutan ruang fiskal.

Namun menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendukung pembangunan infrastruktur di negara berkembang. Pertama yakni dukungan harus berdasarkan kebutuhan riil negara tujuan.

“Konsultasi dan dialog dengan negara penerima harus menjadi pedoman utama,” ujar dia.

Ia menjelaskan, pembangunan infrastruktur perlu memberdayakan masyarakat dan ekonomi setempat. Hal ini agar masyarakat memiliki rasa kepemilikan yang tinggi disertai dukungan bagi negara berkembang untuk membangun kapasitas dan kemampuan mandiri.

“Dengan demikian, negara berkembang dapat lebih tangguh menghadapi tantangan global di masa mendatang,” kata Jokowi.

Kedua, perlu kolaborasi dan pelibatan lebih banyak pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta. Sehingga bisa membawa manfaat nyata bagi masyarakat.

“Saya percaya inisiatif seperti PGII akan semakin bermanfaat jika melibatkan sebanyak-banyaknya negara di dunia,” tambah dia.

Ketiga, PGII harus menghasilkan dukungan pembangunan berkelanjutan, termasuk lewat pembangunan hijau dan transisi energi. Jokowi mengatakan, negara berkembang paling rentan terhadap tantangan pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim.

Presidensi G20 Indonesia, lanjut dia, juga telah mendorong kerja sama nyata di bidang sustainable infrastructure dan pendanaan pembangunan.

“Indonesia sendiri juga bersungguh-sungguh mengembangkan industri hijau termasuk ekosistem industri mobil listrik sebagaimana Yang Mulia saksikan langsung di KTT Bali ini,” ujar Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement