Rabu 09 Nov 2022 12:41 WIB

Blibli Gencarkan Efisiensi demi Kejar Profitabilitas

Bisnis model Blibli sejak awal fokus keseimbangan pertumbuhan dan profitabilitas.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Blibli (ilustrasi). PT Global Digital Niaga Tbk. (Blibli) semakin gencar melakukan efisiensi pascasukses menggelar Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO). Langkah tersebut ditempuh Perseroan untuk mencapai target profitabilitas.
Foto: blibli.com
Blibli (ilustrasi). PT Global Digital Niaga Tbk. (Blibli) semakin gencar melakukan efisiensi pascasukses menggelar Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO). Langkah tersebut ditempuh Perseroan untuk mencapai target profitabilitas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Global Digital Niaga Tbk (Blibli) semakin gencar melakukan efisiensi pascasukses menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Langkah tersebut ditempuh perseroan untuk mencapai target profitabilitas. 

"Sejak awal dibangun, bisnis model Blibli memang berfokus menjaga keseimbangan pertumbuhan dan profitabilitas," kata CFO & Co-founder PT Global Digital Niaga Tbk Hendry, Selasa (8/11/2022).

Dengan ekosistem omnichannel, Blibli berhasil mencatatkan pertumbuhan Total Processing Value (TPV) sekitar 90 persen pada semester pertama tahun ini. Selain itu, monetisasi dari penjualan menjadi pendapatan juga naik menjadi sekitar 30 persen. 

Di saat bersamaan, Perseroan juga bisa melakukan efisiensi terhadap EBITDA hingga sebesar 100 bps. Melihat signal atau indikasi dari semester pertama ini, Hendry sangat optimistis dengan potensi profitabilitas ke depan.

Dengan sinergi dari Blibli, Tiket.com dan Ranch, Hendry yakin efisiensi Perseroan akan lebih besar, salah satunya melalui unifikasi costumer data base. "Yang tadinya masing-masing perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk akuisisi atau melakukan retensi costumer, sekarang bisa dilakukan bertiga," kata Hendry.

Hendry mengaku saat ini belum bisa memberikan proyeksi pendapatan dan laba bersih. Meski demikian, fokus terhadap tiga bisnis model akan mendukung kinerja Perseroan. Hendry melihat, bisnis e-commerce memiliki potensi pasar yang masih sangat besar yaitu mencapai 150 miliar dolar AS. 

Demikian halnya dengan potensi bisnis Online Travel Agent (OTA) yang didukung pemulihan di industri pariwisata. Sementara terkait bisnis grocery melalui Ranch, Hendry mengakui penjualan online masih kecil, namun potensi pertumbuhannya sangat tinggi.

"Dengan sinergi tiga bisnis model ini, Blibli memiliki jalur yang tepat untuk mencetak profitabilitas," kata Hendry.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement