Jumat 04 Nov 2022 06:22 WIB

Per 25 Oktober 2022, Penghimpunan Dana di Pasar Modal Rp 190,9 Triliun

Kinerja pasar saham mampu menguat 7,09 persen ke level 7.048,38.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja berjalan dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp 190,9 triliun per 25 Oktober 2022. Hal ini seiring penambahan 48 emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pekerja berjalan dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp 190,9 triliun per 25 Oktober 2022. Hal ini seiring penambahan 48 emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp 190,9 triliun per 25 Oktober 2022. Hal ini seiring penambahan 48 emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan kinerja pasar saham mampu menguat 7,09 persen ke level 7.048,38 per 25 Oktober 2022 dan termasuk salah satu bursa saham dengan kinerja terbaik di kawasan.

Baca Juga

“Hingga 25 Oktober 2022 mencapai Rp 190,9 triliun dengan tambahan 48 emiten baru,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (3/11/022).

Menurutnya hal ini ditunjang dengan net buy nonresiden di pasar saham senilai Rp 77,22 triliun secara year to date di tengah volatilitas pasar keuangan global. Namun demikian, perlu dicermati tekanan terhadap pasar keuangan global juga sudah mulai berdampak pada pasar saham domestik.

“Hal ini tercermin dari penguatan terbatas pasar saham domestik yang hanya sebesar 0,10 persen (mtd) yang juga diikuti oleh penurunan nilai dan frekuensi transaksi,” katanya.

Menurutnya stabilitas sistem keuangan dan kinerja sektor jasa keuangan relatif terjaga dengan intermediasi lembaga jasa keuangan yang tumbuh sejalan dengan kinerja perekonomian nasional.

“Kredit perbankan pada kuartal III 2022 tumbuh 11 persen (yoy) per September 2022, terutama didorong oleh jenis kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 12,26 persen (yoy) dan pertumbuhan kredit debitur korporasi sebesar 12,97 persen (yoy),” ucapnya.

Kemudian dana pihak ketiga tumbuh 6,77 persen (yoy) didorong giro dan tabungan yang tumbuh masing-masing sebesar 13,52 persen (yoy) dan 10,05 persen (yoy). Sejalan dengan kinerja intermediasi perbankan, penyaluran pembiayaan melanjutkan tren positif tumbuh 10,68 persen (yoy) per September 2022 didukung pembiayaan terutama modal kerja dan investasi yang tumbuh masing-masing sebesar 27,1 persen (yoy) dan 21,7 persen (yoy).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement