REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia(LPEI)/Indonesia Eximbank bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur terkait program Desa Devisa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ekspor nasional
Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI Chesna F Anwar mengatakan kerja sama ini akan mendorong 36 desa yang berada di enam lokasi di Jawa Timur menjadi Desa #LokalyangMendunia. “Desa Devisa di Jawa Timur merupakan yang terbanyak di Indonesia. Diharapkan berkolaborasi ini untuk mengembangkan UKM Ekspor,” ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (3/11/2022).
Dengan semangat #LokalyangMendunia, LPEI bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melaksanakan pelatihan Coaching Program for New Exporter (CPNE) yang melibatkan 604 peserta dan berhasil menciptakan 50 eksportir baru sampai dengan September 2022. Selain itu dari sisi pembiayaan UKM di Jawa Timur LPEI telah menyalurkan pembiayaan ekspor sebesar Rp 5,4 Triliun per Juni 2022.
Sementara itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indra Parawansa mengaku optimistis akan mampu meningkatkan kinerja ekspor di Jawa Timur khususnya para pelaku UMKM, sehingga dalam waktu yang sama juga akan bisa meningkatkan kesejahteraan para pengrajin.
“Kita berharap ini bisa meningkatkan kinerja ekspor dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. LPEI, kami berharap kuota Desa Devisa dapat semakin ditambah. Sebab, secara tidak langsung Desa Devisa sebagai jembatan bagi produk lokal untuk menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Jawa Timur bahkan nasional,” ucapnya.
Adapun enam Desa Devisa yang diluncurkan tersebut antara lain Desa Devisa Tenun Ikat Lamongan, Desa Devisa Batik & Tenun Gedog Margorejo, Desa Kedungrejo Tuban, Desa Devisa Klaster Furniture & Home Décor Bonggol Jati Ngawi, Desa Devisa Klaster Furniture & Home Décor Kendang Jimbe Blitar, dan Desa Devisa Klaster Rempah - Jahe Pacitan.
Enam Desa Devisa yang diluncurkan kali ini, selanjutnya akan diberikan pendampingan dan pelatihan oleh LPEI dalam rangka mendorong ke enam desa tersebut menembus pasar ekspor. “Selain itu enam desa devisa ini diharapkan dapat menjadi pilot project sebagai percontohan desa lainnya, sehingga dapat menjadi daya ungkit maju bersama menjadi desa berorientasi ekspor,” ucapnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Drajat Irawan menambahkan kerja sama ini diharapkan dapat mengoptimalkan sinergitas yang terjalin dalam rangka peningkatan neraca perdagangan, serta mendorong pemulihan ekonomi.