Selasa 01 Nov 2022 04:40 WIB

Pabrik iPhone di China Tanggapi Kaburnya Karyawan untuk Hindari Lockdown

Pabrik iPhone di China, Foxconn, bantah rumor 20 ribu karyawannya kena Covid-19.

Foxconn, pabrik iPhone terbesar di China. Sejumlah karyawan Foxconn kabur untuk menghindari lockdown di Zhengzhou, China.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pabrik perakitan ponsel pintar iPhone terbesar di China, Foxconn, menanggapi kaburnya karyawan mereka untuk menghindari karantina wilayah (lockdown) di Kota Zhengzhou. Perusahaan yang bermarkas di ibu kota Provinsi Henan, wilayah tengah China, itu pada Ahad (30/1/2022) mengeluarkan surat pemberitahuan terkait peristiwa tersebut.

Ada tiga hal yang ditekankan oleh Foxconn dalam surat pemberitahuan tersebut. Pertama, memfasilitasi karyawan yang secara suka rela tinggal di pabrik dan pemerintah lokal menjamin produksi tetap berlangsung dan melindungi kesehatan para karyawan.

Baca Juga

Kedua, untuk karyawan yang ingin pulang ke rumah, perusahaan memastikan keselamatan dengan menyediakan kendaraan khusus. Ketiga, perusahaan memberikan nomor telepon dan alamat yang bisa dihubungi karyawan Foxconn.

Surat pemberitahuan tersebut muncul setelah rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan beberapa karyawan dengan berjalan kaki pulang ke kampung halaman mereka setelah lockdown diberlakukan. Itu terjadi menyusul ditemukannya klaster baru Covid-19 di lingkungan pabrik Foxconn di Zhengzhou, Selasa (25/10).

Dalam video itu, sejumlah pekerja yang diduga dari Foxconn berjalan kaki hingga 24 jam sambil membawa tas punggung. Mereka enggan menumpang kendaraan umum karena khawatir menulari yang lain.

Di sepanjang jalan, banyak penduduk setempat menyediakan air minum dan makanan untuk membantu mereka. Foxconn membantah rumor bahwa 20 ribu karyawannya di Zhengzhou positif Covid-19.

"Hanya sejumlah kecil yang terdampak dan produksi di pabrik Zhengzhou relatif stabil," kata Foxconn, seperti dikutip media setempat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement