REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mencatatkan kinerja cemerlang dan di atas rata-rata industri pada periode Januari hingga September 2002. Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko atau Teddy mengatakan pendapatan perseroan selama periode sembilan bulan pertama tahun ini naik 11,5 persen secara tahunan menjadi Rp 5,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,02 triliun.
"Lonjakan pendapatan itu mendongkrak laba bersih perusahaan melesat 18,1 persen menjadi Rp 1,22 triliun dibandingkan sebelumnya Rp 1,03 triliun. Begitu juga dengan EBITDA yang mengalami kenaikan sebesar 15,7 persen menjadi Rp 4,4 triliun," ujar Teddy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (31/10/2022).
Teddy menyatakan Mitratel terbukti memiliki rekam jejak yang baik dalam pengembangan bisnis tower sejak 2010, baik secara organik maupun inorganik. Teddy menyebut pertumbuhan bisnis perusahaan di periode kuartal I hingga III 2022 tercatat terus konsisten tumbuh lebih besar dari pertumbuhan industri dengan menorehkan rata-rata pendapatan selama lima tahun atau Compound Annual Growth Rate 2017 hingga 2021 (CAGR) sebesar 14 persen.
"Hal inilah yang menjadikan profitabilitas Mitratel naik lebih signifikan dibandingkan tahun lalu. Ke depan, kami meyakini EBITDA semakin meningkat seiring besarnya peluang pertumbuhan kolokasi di menara Mitratel, terutama di luar Jawa," ucap Teddy.
Teddy menjelaskan, margin EBITDA dan margin laba bersih pada kuartal III perseroan tahun ini meningkat masing-masing menjadi 78,5 persen dan 21,9 persen. Menurut Teddy, kontributor utama dari peningkatan laba ini adalah margin EBITDA dari portofolio penyewaan menara yang meningkat 85,1 persen dan margin laba bersihnya meningkat 23,4 persen.
"Adapun pendapatan dari sewa menara di periode Januari hingga September 2022 melesat 12,9 persen menjadi Rp 5,07 triliun. Mitratel memastikan kinerja bisnis penyewaan menara perseroan kompetitif dibandingkan industri. Selain itu, Mitratel terus meningkatkan profitabilitas di bisnis lainnya," lanjut Teddy.
Teddy menyebut dengan positifnya kinerja pendapatan dan laba perusahaan, aset perusahaan tercatat meningkat 37 persen menjadi Rp 54,9 triliun dan ekuitas juga meningkat 124 persen menjadi Rp 33,2 triliun. Sementara liabilitas MTEL pada September 2022 berhasil turun 14,1 persen menjadi Rp 21,7 triliun.