Senin 31 Oct 2022 13:28 WIB

Perusahaan Kapal Peti Kemas Terbesar Layani Ekspor Impor Indonesia-AS

Pengiriman kontainer akan lebih cepat menuju AS tanpa harus ke Singapura.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Kapal petikemas terbesar CMA CGM Alexander Von Humboldt kapasitar 16 ribu TEUs bersandar di Pelabuhan Indonesia (Pelindo) yang dilayaninoleh anak udata Pelindo Group yakni PT Jakarta International Container Terminal (JICT), Senin (31/10/2022).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Kapal petikemas terbesar CMA CGM Alexander Von Humboldt kapasitar 16 ribu TEUs bersandar di Pelabuhan Indonesia (Pelindo) yang dilayaninoleh anak udata Pelindo Group yakni PT Jakarta International Container Terminal (JICT), Senin (31/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CMA CGM Group dan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo hari ini (Senin, 31/10/2022) menerima CMA CGM Alexander Von Humboldt yang merupakan kapal peti kemas terbesar yang bersandar di Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dan dilayani oleh PT Jakarta International Container Terminal (JICT). Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan dengan adanya kapal tersebut akan mendorong ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS).

"Dengan adanya kapal ini arus dari Indonesia ke AS jadi lebih lancar," kata Arif saat ditemui Terminal JICT, Senin (31/10/2022).

Baca Juga

Arif menuturkan, dengan kapasitas besar dari kapal tersebut akan mendorong produk-produk ke AS karena layanan jauh lebih baik. Arif menegaskan, pengiriman kontainer atau logistik juga akan lebih cepat menuju AS tanpa harus ke Singapura. 

Dia menilai hadirnya kapal tersebut juga dapat dikatakan insentif tersendiri dalam sektor logistik. "Insentif jangan dikatakan uang, mempercepat proses memperpendek waktu adalah suatu hal yang bernilai," ucap Arif.

Arif menambahkan, Pelindo pascamerger berfokus pada standardisasi operasional dalam efisiensi dan efektivitas layanan di seluruh terminal. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi port stay dan cargo stay di pelabuhan sehingga menurunkan biaya logistik di Indonesia. 

“Dengan bersandarnya kapal besar CMM CGM di Terminal JICT, menunjukkan komitmen Pelindo Group dalam peningkatan pelayanan jasa kepelabuhanan," ujar Arif.

Arif mengharapkan kedatangan kapal besar tersebutsemakin memperkuat konektivitas Pelabuhan Tanjung Priok dengan jaringan pelabuhan internasional. Selain itu juga memberikan manfaat bagi kelancaran arus ekspor impor barang di Indonesia.

Memfasilitasi pertumbuhan volume perdagangan ekspor antara Indonesia dan AS, CMA CGM Alexander Von Humboldt memiliki rute pelayanan langsung atau direct call CMA CGM Columbus JAX (JAX). Rute tersebut menghubungkan Jakarta dan Amerika Serikat.

Presiden Direktur CMA CGM Indonesia John Lim mengatakan mulai hari ini, tiga dari 19 kapal dalam layanan mingguan JAX CMA CGM akan berukuran 16.000 TEUs. Kapal-kapal tersebut akan memfasilitasi kita untuk pengiriman lebih optimal ke dan dari Indonesia pada setiap perjalanan.

"Sebagai carrier of choice, kami akan terus berinvestasi pada aset, kemampuan, dan orang-orang kami untuk melayani dengan Better Ways,” ucap Lim.

Chief Executive Officer CMA CGM Asia Pacific Limited, Laurent Olmeta mengatakan saat ininCMA CGM Grup mempekerjakan lebih dari 250 anggota staf di tujuh kantor cabang dan memiliki empat depot milik sendiri. Saat ini menawarkan tujuh layanan maritim dan 50 layanan yang sandar di pelabuhan setiap minggunya.

"Dari jumlah tersebut, empat layanan termasuk layanan JAX datang ke JICT setiap pekannya," uvap Laurent.

Dengan melayani lebih banyak kargo ekspor pada setiap perjalanan direct call Indonesia-AS, Laurent memastikan layanan JAX juga menawarkan konektivitas tanpa batas ke Pantai Timur dan Pantai Barat AS dengan waktu transisi 34 hari. Dengan begitu dapat meningkatkan waktu transit industri.

"Layanan JAX mengirimkan produk lokal dan produk manufaktur seperti kertas, karet, garmen, alas kaki, dan barang elektronik dari Indonesia ke Amerika Utara setiap pekannya," ungkap Laurent.

Laurent menilai, tonggak sejarah tersebut menunjukkan komitmen CMA CGM dalam penyediaan konektivitas pasar. Selain itu memberikan keunggulan layanan karena Jakarta semakin memperkuat posisinya sebagai pelabuhan maritim internasional yang penting di dunia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement