Jumat 21 Oct 2022 23:29 WIB

Gandeng Energy Trading Asal Jepang, PGN Akselerasi Komersialisasi LNG

PGN dan PPTET kembangkan bisnis LNG, New Renewable Energy dan energi transisi

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pipa gas PGN/ilustrasi. Dalam rangka pengembangan bisnis Liquefied Natural Gas (LNG), sebagai bagian dari energi transisi menuju energi baru dan terbarukan (EBT), PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina menjajaki kerja sama dengan perusahaan energi joint venture antara Jepang dan Indonesia yakni, PPT Energy Trading Co., Ltd. Kesepakatan tersebut dilakukan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman di Jakarta, Jumat (21/10).
Foto: Wikipedia
Pipa gas PGN/ilustrasi. Dalam rangka pengembangan bisnis Liquefied Natural Gas (LNG), sebagai bagian dari energi transisi menuju energi baru dan terbarukan (EBT), PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina menjajaki kerja sama dengan perusahaan energi joint venture antara Jepang dan Indonesia yakni, PPT Energy Trading Co., Ltd. Kesepakatan tersebut dilakukan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman di Jakarta, Jumat (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka pengembangan bisnis Liquefied Natural Gas (LNG), sebagai bagian dari energi transisi menuju energi baru dan terbarukan (EBT), PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina menjajaki kerja sama dengan perusahaan energi joint venture antara Jepang dan Indonesia yakni, PPT Energy Trading Co., Ltd. Kesepakatan tersebut dilakukan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman di Jakarta, Jumat (21/10).

Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan dan President Director PPT Energy Trading Co., Ltd. Agus Witjaksono.

Melalui kolaborasi ini, PGN dan PPTET akan mengembangkan bisnis LNG, New Renewable Energy dan Energi Transisi. Dengan pengalaman PPTET yang sudah lebih dari 50 tahun PGN berharap sinergi ini dapat berjalan dengan baik kedepannya, sehingga dapat menyokong kebutuhan dan pemanfaatan LNG sebagai energi transisi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060.

M. Haryo Yunianto, CEO Subholding Gas Pertamina PT PGN Tbk, yang turut menyaksikan penandatanganan melalui sambutannya menyatakan bahwa PGN memiliki peluang yang sangat besar untuk memasuki pasar gas bumi Internasional melalui pemanfaatan moda non pipa yaitu LNG. Kebutuhan LNG dunia, khususnya regional Asia Pasific pada tahun 2022 mencapai 273 mmtpa dan akan terus tumbuh 2.8 persen pertahun hingga tahun 2050 sebesar 585 mmtpa. Terlebih kondisi geopolitik dan upaya menuju energi bersih secara global membuat nilai bisnis LNG semakin menarik.

“Peluang LNG PGN untuk masuk ke dalam pasar internasional sangat terbuka lebar, utamanya melihat dari sisi cadangan gas bumi, dan demand LNG di pasar internasional. Maka untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, pengembangan moda non pipa (beyond pipeline) untuk distribusi LNG adalah keharusan. Untuk itu kolaborasi dengan berbagai pihak sangat penting dilakukan.” ujarnya.

Nota Kesepahaman hari ini akan menjadi dasar untuk penjajakan potensi bisnis dalam rangka pengembangan bisnis dan niaga gas bumi, LNG, sebagai energi transisi menuju energi baru dan terbarukan. Serta meningkatkan peluang pemasaran LNG atas portfolio PT Pertamina (Persero) yang akan dialihkan ke PGN, trading LNG dari dan/atau ke pihak ketiga lainnya sehingga dapat berperan dan memberikan multipplier effect bagi perekonomian nasional dan masyarakat.

Haryo mengharapkan kerjasama dengan PPET ini juga dapat memberkan peluang bagi perwira PGN untuk benchmarking dan menerima transfer knowledge terkait bisnis trading LNG pasar internasional, dan untuk mewujudkannya PGN membutuhkan mitra strategis untuk mempercepat penetrasi dan komersialisasi bisnis LNG.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement